PSIM Jogja melakoni sesi latihan bersama melawan Persis Solo, di Stadion Sultan Agung Bantul, Sabtu (19/7/2025) sore - Istimewa
Harianjogja.com, BANTUL—PSIM Jogja melakoni sesi latihan bersama melawan Persis Solo, di Stadion Sultan Agung Bantul, Sabtu (19/7/2025) sore. Dalam uji tanding ini, Laskar Sambernyawa unggul dengan hasil akhir 1-0 lewat gol yang dicetak Zanadin Fariz.
Pelatih kepala PSIM Jogja, Jean-Paul Van Gastel, menyoroti perbedaan kualitas permainan antara dua babak serta mengevaluasi performa anak asuhnya.
“Saya melihat dua babak yang berbeda. Saya pikir babak pertama, Solo sedikit lebih baik dari kami, dan babak kedua sebaliknya,” ungkap pelatih berusia 53 tahun itu usai laga.
“Saya berbicara dengan para pemain saat turun minum. Saya pikir kami tidak bermain dengan baik di babak pertama,” imbuhnya.
BACA JUGA: PSIM Jogja Mulai Jalani Latihan 1 Juli 2025
Meskipun babak pertama terdapat banyak evaluasi, pelatih yang pernah sukses membawa NAC Breda promosi ke Eredivisie ini memuji sikap positif yang ditunjukkan pemain-pemainnya.
“Tetapi kemudian, saya suka melihat beberapa sikap, seperti kami tetap bersatu, seperti bertahan dengan kompak, bertindak seperti sebuah tim, berkomunikasi satu sama lain,” ujarnya.
“Babak kedua jauh lebih baik. Mereka tetap bersatu, kami menciptakan beberapa peluang, dan bahkan kami seharusnya bisa menciptakan lebih banyak peluang,” jelasnya.
Petik pelajaran
Pelatih Persis Solo Peter de Roo mengatakan pada babak pertama, Persis tampil sangat agresif dengan intensitas yang baik. Lalu pada babak kedua, Persis melakukan banyak pergantian pemain, yang mungkin sedikit mengganggu alur permainan.
“Namun, hal itu harus dilakukan agar kami bisa menyelesaikan pertandingan dengan baik,” katanya.
Peter mengaku gaya bermain dari para pemain menjadi fokusnya kali ini.
“Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, bagi sebagian besar pemain, mereka masih sangat baru bergabung ke dalam tim,“ ungkapnya.
“Terkadang pressing di area lebar sedikit terlambat. Kadang kami membiarkan lawan terlalu mudah untuk mengubah arah permainan. Namun, ini berawal dari kemauan para pemain untuk berkorban dan bermain agresif, lalu menjadi lebih kompak. Saya pikir kami sudah melakukan hal tersebut,” paparnya.
Selain itu, Peter menyoroti timnya ketika kami kehilangan bola.
“Mereka langsung melakukan tekanan pada bola, saya cukup puas dengan hal tersebut. Saat menguasai bola, itulah bagian tersulit, yaitu berada di area yang tepat pada waktu yang tepat. Serta melakukan semua pergerakan tanpa bola tersebut. Menerapkan gaya bermain ini adalah untuk memahami hal-hal yang kami tuju,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News