Harianjogja.com, JOGJA—Nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sejumlah mata uang dunia pada perdagangan Kamis (22/5/2025) WIB. Pelemahan ini terjadi akibat kekhawatiran tentang pemotongan pajak dan rancangan undang-undang (RUU) belanja pemerintahan Trump.
BACA JUGA: NIlai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Meningkat
Xinhua, Kamis (22/5/2025) mengungkapkan, penjualan obligasi Treasury 20 tahun yang lemah yang memperkuat pandangan investor menjauh dari aset AS. Alhasil, indeks dolar yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,56 persen menjadi 99,555 pada Kamis (22/5/2025).
Pada penutupan perdagangan New York, euro menguat menjadi USD1,1333 dari USD1,1273 dolar pada sesi sebelumnya. Pound Inggris juga menguat menjadi USD1,3428 dari USD1,3379 pada sesi sebelumnya.
Sementara, dolar AS dibeli 143,64 yen Jepang, lebih rendah dari 144,55 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8251 franc Swiss dari 0,8298 franc Swiss.
Dolar AS juga turun menjadi 1,3841 dolar Kanada dari 1,3930 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 9,5639 kronor Swedia dari 9,6540 kronor Swedia.
Sedangkan usulan RUU belanja pemerintahan Trump, sejauh ini Partai Republik masih terbagi atas usulan tersebut.
Kelompok garis keras dari Partai Republik terus berpendapat RUU tersebut tidak cukup memangkas belanja. Adapun, RUU pajak Trump akan menambah USD3 triliun hingga USD5 triliun pada utang negara.
Sementara, penjualan obligasi 20 tahun senilai USD16 miliar dihargai pada rekor 5,047 persen, lebih tinggi dari tingkat yang diharapkan pada batas waktu penawaran. Ini menunjukkan investor menuntut premi untuk mengambil obligasi tersebut. Imbasnya, hasil obligasi 20 tahun AS mencapai titik tertinggi sejak November 2023 sebesar 5,127 persen setelah lelang. Akibatnya, dolar memperpanjang kerugian terhadap euro dan yen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News