
KabarMakassar.com — Selain menjadi solusi pemenuhan gizi siswa, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Makassar juga terbukti membuka peluang kerja bagi warga.
Di dapur MBG wilayah Rappocini 2, sebanyak 47 tenaga kerja direkrut langsung dari masyarakat sekitar untuk mendukung operasional harian program ini.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Rappocini 2, Marcella Cindy Leonyta, menjelaskan bahwa seluruh proses perekrutan karyawan dilakukan dengan mempertimbangkan kedekatan domisili agar meminimalkan potensi keterlambatan serta menyesuaikan ritme kerja.
“Semua tenaga kerja kami ambil dari warga sekitar, khususnya di Kecamatan Rappocini. Mereka terbagi dalam shift: ada yang bekerja malam untuk persiapan bahan, jam 3 dini hari sudah ada yang memasak, pagi hingga siang untuk driver, dan siang sampai sore untuk ombreng,” kata Marcella, Senin (2/6).
Dari total 50 posisi kerja yang diatur dalam petunjuk teknis BGN (Badan Gizi Nasional), sebanyak 47 di antaranya diisi oleh warga setempat, sementara tiga posisi lainnya yaitu kepala SPPG, ahli gizi, dan akuntan, merupakan personel dari pihak pengelola BGN.
Marcella juga menegaskan bahwa Dapur MBG Rappocini 2 merupakan bagian dari sistem kemitraan khusus, di mana dapur dibangun oleh BGN di lahan milik Kodim.
“Kalau di Makassar, tidak ada skema ‘SPPG khusus’ seperti di daerah lain. Semua murni kemitraan dengan basis pemberdayaan warga,” tambahnya.
Dapur ini mulai beroperasi secara resmi pada 2 Juni 2025, melayani dua sekolah, yakni SMA Negeri 2 Makassar dengan 790 siswa, dan SMP Negeri 3 Makassar dengan 1.056 siswa, total penerima manfaat mencapai 1.846 siswa.
Sebelum peluncuran, persiapan dapur berlangsung selama kurang lebih dua minggu, dan hanya tinggal menunggu pendanaan dari pemerintah pusat. Menurut Marcella, beberapa relawan sudah berpengalaman di dapur sejenis, namun sebagian lainnya masih beradaptasi dengan ritme kerja baru.
“Kita berharap program ini berjalan lancar, tepat waktu, dan bisa menyebar merata di semua wilayah. Karena ini bukan hanya soal gizi, tapi juga soal membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Hingga saat ini, sudah ada 9 dapur MBG aktif di Makassar, dan pemerintah pusat menargetkan perluasan hingga merata di seluruh wilayah kota pada akhir tahun, sesuai arahan Presiden.
Adapun menu MBG yang disajikan pada hari pertama operasional dapur Rappocini 2 terdiri dari nasi putih, ayam balado sebagai sumber protein, tumis sawi wortel, buah pisang, dan susu, menunjukkan perhatian penuh terhadap keseimbangan gizi siswa.
Dengan melibatkan warga sebagai tenaga kerja dan menyasar ribuan siswa penerima manfaat, Program MBG di Makassar bukan hanya tentang makanan, melainkan tentang harapan, kerja sama, dan masa depan yang lebih sehat dan sejahtera.
Sementara itu, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, menekankan bahwa program ini tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan anak, tetapi juga menciptakan peluang kerja dan memberdayakan masyarakat.
“Program ini melibatkan banyak pihak. Ada tenaga pengantar makanan, petugas survei, dan tenaga pendidik yang semua diberdayakan. Ini adalah proses pemberdayaan multidimensi yang luar biasa,” jelasnya.
Lebih dari, Ia menekankan pentingnya pengawasan kualitas makanan yang diberikan kepada anak-anak, agar benar-benar memenuhi standar gizi yang dibutuhkan.
“Kami dari pemerintah meminta kepada seluruh satuan SPPG untuk mengontrol kualitas makanan yang disiapkan di dapur-dapur ini. Karena anak-anak ini adalah generasi masa depan yang harus kita persiapkan dengan baik,” imbuh Appi.
Ia berharap seluruh dapur MBG dapat beroperasi secara maksimal dan berkelanjutan sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh.