Gubenur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi, saat Mencoba pesawat ATR 72-500KabarMakassar.com — Konektivitas udara di Sulawesi Selatan kini memasuki babak baru. Melalui program penerbangan bersubsidi, Pemerintah Provinsi Sulsel resmi meluncurkan rute Makassar–Bone dan Makassar–Selayar dengan maskapai Fly Jaya Airlines menggunakan pesawat ATR 72-500.
Langkah ini dianggap sebagai terobosan penting dalam mempercepat akses transportasi, memperluas perdagangan, sekaligus mendongkrak sektor pariwisata.
Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang, menyebut kehadiran rute ini memberi harapan besar bagi masyarakat. Menurutnya, jalur udara yang selama ini sulit dijangkau kini bisa ditempuh hanya dalam hitungan menit dengan harga terjangkau.
“Ini adalah bentuk nyata komitmen pemerintah dalam mempercepat pembangunan dan membuka peluang lebih luas bagi perdagangan, pariwisata, serta kesejahteraan masyarakat,” tegas Husniah saat mendampingi Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, dalam acara peluncuran penerbangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Maros, Sabtu (13/09).
Ia menambahkan, konektivitas antarwilayah menjadi kunci untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antara daratan dan kepulauan. Dengan terbukanya akses udara, distribusi barang dan jasa akan lebih cepat, sementara sektor pariwisata mendapat tambahan daya tarik karena mobilitas wisatawan lebih mudah.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, menegaskan bahwa program ini adalah wujud komitmen pemerintah daerah dalam mengoptimalkan bandara yang sudah dibangun, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
“Dengan hadirnya rute Makassar–Selayar atau Makassar–Bone ini, kita menciptakan pelayanan transportasi udara yang terjangkau untuk masyarakat luas. Efeknya akan langsung dirasakan pada sektor pariwisata, perdagangan, dan pendidikan,” jelas Andi Sudirman.
Penerbangan perdana Fly Jaya Airlines dari Makassar menuju Bone lepas landas pada pukul 13.00 WITA dari Bandara Sultan Hasanuddin dan mendarat di Bandara Arung Palakka, Bone, setelah menempuh perjalanan 45 menit. Durasi ini jauh lebih singkat dibandingkan jalur darat yang bisa memakan waktu berjam-jam.
Kehadiran layanan ini disambut positif oleh masyarakat. Selain memberi alternatif transportasi yang lebih aman dan efisien, subsidi penerbangan juga membuka kesempatan bagi pelaku usaha kecil, pelajar, dan tenaga kesehatan yang kerap melakukan perjalanan antarwilayah.
“Dengan ongkos yang lebih terjangkau, akses pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kegiatan ekonomi diyakini akan meningkat,”
Program penerbangan bersubsidi ini menjadi bagian dari strategi besar Pemprov Sulsel dalam memperkuat konektivitas transportasi, terutama di wilayah kepulauan dan daerah yang selama ini kurang tersentuh transportasi udara reguler.
“Pemerintah berharap, inisiatif ini tidak hanya mempercepat perputaran ekonomi, tetapi juga memperkecil kesenjangan pembangunan antarwilayah di Sulawesi Selatan,” pungkasnya.
