
KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar memastikan pedagang kaki lima (PK5) yang selama ini mencari nafkah di kawasan Anjungan Pantai Losari tidak ditinggalkan dalam proses penataan kawasan.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), menegaskan relokasi ini bukanlah bentuk pembatasan, tetapi upaya menghadirkan ruang usaha yang lebih aman, nyaman, dan tertata.
“Relokasi ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mematikan aktivitas UMKM. Justru sebaliknya, kami ingin menghadirkan kawasan wisata yang lebih tertib, sekaligus memberi ruang yang lebih sehat bagi pedagang,” kata Appi saat rapat koordinasi bersama kelompok pedagang Pantai Losari di Balai Kota, Jumat (12/09).
Appi menjelaskan, sebanyak 70 pedagang dari kawasan Losari akan direlokasi ke Car Free Day (CFD) Boulevard Panakkukang. Area ini bahkan sudah diperluas hingga ke depan Hotel Myko.
“Saya harap lapak-lapak di sana bisa dipakai setiap minggu, sehingga Anjungan Losari benar-benar difungsikan sebagai ruang interaksi, bukan tempat berdagang. Karena itu kami siapkan lokasi baru di CFD Boulevard,” tegasnya.
Selain itu, Pemkot juga berkoordinasi dengan GMTD untuk membuka area khusus bagi PK5 di sekitar Center Point of Indonesia (CPI) atau Jalan Metro.
“Kami ingin distribusi aktivitas pedagang berjalan baik. Ada yang untuk olahraga, ada yang untuk interaksi, dan ada yang untuk berjualan, semua sesuai dengan tempat yang ditata,” ujarnya.
Tidak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan alternatif di CFD Jalan Doktor Leimena yang menghubungkan Perintis Kemerdekaan dengan Manggala.
“Kami sudah ajukan izin ke balai, dan jika disetujui, area ini akan dibuka hingga pukul 10.00 pagi,” ungkap Munafri.
Titik lain yang menjadi kesepakatan bersama adalah taman segitiga Patung Gajah di depan Warkop Turatea. Lokasi ini juga dapat dimanfaatkan oleh para pedagang dari Losari yang terdampak penataan.
Appi menegaskan bahwa kawasan Losari tidak lagi bisa digunakan secara permanen untuk berdagang. Ia menyebut, setelah revitalisasi Karebosi rampung, pusat interaksi masyarakat akan dipindahkan ke sana.
“Lokasi lain nanti, semua orang akan beraktivitas di Karebosi, karena di situ ruang untuk berjalan kaki dan berinteraksi lebih terbuka,” jelasnya.
Menurutnya, proses relokasi ini membutuhkan waktu dan kesabaran, namun hasilnya akan memberi manfaat bagi semua pihak. “Proses penataan ini untuk kebaikan bersama, agar ruang interaksi warga dan aktivitas ekonomi UMKM tetap berjalan dengan tertib dan aman,” tambah Appi.
Ia juga menekankan bahwa Pemkot Makassar tidak tinggal diam dalam mencari solusi.
“Bukan berarti pemerintah tidak berusaha. Justru kami ingin mencari tempat yang benar-benar representatif. Proses ini harus dijalankan dengan baik, tanpa pemaksaan, melainkan penataan,” pungkasnya.