
KabarMakassar.com — Air putih adalah sumber kehidupan. Setiap hari tubuh membutuhkan cairan untuk menjaga keseimbangan fungsi vital, mulai dari melancarkan pencernaan, mendukung kerja ginjal, hingga mengatur suhu tubuh. Namun, tahukah Anda bahwa cara minum juga bisa memengaruhi manfaat yang diperoleh?
Kebiasaan minum sambil berdiri, yang sering dianggap sepele, ternyata memiliki dampak kesehatan yang patut diperhatikan. Sejumlah penelitian medis mengungkapkan bahwa postur tubuh saat meneguk air berperan besar terhadap bagaimana cairan diserap serta didistribusikan ke organ-organ penting.
Mengapa Minum Sambil Berdiri Bisa Mengganggu Tubuh?
Ketika seseorang minum sambil berdiri, air masuk ke lambung dengan sangat cepat. Kondisi ini membuat cairan langsung menghantam dinding perut dan mengencerkan asam lambung. Padahal, asam lambung berfungsi untuk memecah makanan dan mendukung penyerapan nutrisi. Jika konsentrasinya menurun, proses pencernaan ikut melambat.
Selain itu, aliran air yang terlalu deras dapat memberi tekanan tambahan pada ginjal. Beberapa pakar bahkan menyebut, kebiasaan ini bisa memicu peningkatan tekanan darah sementara, rasa mulas, hingga risiko refluks asam.
Fakta Riset: Distribusi Cairan Berubah
Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Electrical Bioimpedance menyoroti fenomena ini. Para peneliti menemukan bahwa posisi tubuh ketika minum memengaruhi distribusi cairan di dalam tubuh. Saat minum sambil berdiri, perubahan signifikan terdeteksi pada pengukuran bioimpedansi metode yang biasanya digunakan untuk menilai hidrasi dan kesehatan.
Dengan kata lain, postur tubuh saat meneguk air bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga memengaruhi bagaimana tubuh mengelola cairan.
Risiko Kesehatan yang Mungkin Timbul
Dikutip dari Times of India, ada beberapa dampak nyata yang bisa muncul akibat kebiasaan minum sambil berdiri:
1. Gangguan pencernaan
Air yang masuk terlalu cepat membuat asam lambung encer dan pencernaan berjalan lebih lambat. Akibatnya, perut bisa terasa kembung, penuh, dan nutrisi tidak terserap optimal. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu gangguan lambung kronis.
2. Meningkatnya asam lambung
Pada orang dengan riwayat maag atau GERD (gastroesophageal reflux disease), minum sambil berdiri dapat memperburuk gejala. Aliran air yang deras memaksa katup antara kerongkongan dan lambung lebih mudah terbuka, sehingga asam lambung naik ke kerongkongan. Gejalanya berupa sensasi terbakar di dada, nyeri ulu hati, hingga regurgitasi.
3. Dampak Buruk Pas Sendi
Dampak buruk lainnya dari minum sambil berdiri adalah gangguan pada sendi. Salah satu gangguan yang dapat terjadi karena kebiasaan tersebut adalah arthritis. Walau begitu, ternyata hal tersebut tidak tepat. Meski berdampak buruk pada sendi belum tentu dapat menyebabkan terjadinya arthritis karena belum ada bukti ilmiah tentang hal tersebut. Dampak yang lebih parah disebabkan kebiasaan tersebut adalah masalah pada paru-paru dan jantung.
Mengapa Lebih Baik Minum Sambil Duduk?
Kebiasaan minum sambil duduk diyakini memberi tubuh waktu untuk menyalurkan cairan lebih perlahan. Tekanan pada ginjal pun lebih ringan, sistem pencernaan bekerja lebih stabil, dan tubuh bisa menyerap cairan dengan efektif.
Selain itu, posisi duduk membuat otot dan saraf lebih rileks, sehingga distribusi air dalam tubuh berlangsung lebih seimbang. Dengan demikian, manfaat hidrasi benar-benar optimal tanpa menimbulkan keluhan tambahan.