Ilustrasi turis asing. - Harian Jogja/Gigih M Hanafi
Harianjogja.com, JOGJA— Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) DIY menyebut kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke DIY pada Juli 2025 belum menunjukkan lonjakan yang signifikan.
Humas Asita DIY, Iwan Sulistyanto mengatakan dibandingkan periode yang sama tahun lalu terjadi penurunan. Meski penurunan ini bisa dirasakan, namun dia menyebut secara angka tidak bisa dipastikan karena tidak ada data resmi yang Asita DIY pegang.
Menurutnya berdasarkan pengamatan di lapangan dan komunikasi dengan rekan-rekan pelaku wisata, termasuk pemandu wisata, terlihat kunjungan Wisman belum seramai tahun lalu.
"Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terlihat adanya penurunan yang cukup terasa," ujarnya, Kamis (24/7/2025).
Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kunjungan Wisman bulan ini, di antaranya ketidakpastian situasi global, termasuk kondisi ekonomi dan keamanan di beberapa negara, persaingan antar destinasi yang semakin ketat, penerbangan langsung yang masih terbatas dari beberapa negara pasar utama.
"Dan mungkin juga strategi promosi yang perlu disesuaikan kembali dengan karakteristik pasar inbound pasca pandemi," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan wisatawan yang masih cukup stabil berasal dari kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura, Serta beberapa dari Eropa Barat seperti Belanda, Prancis, Italia, Spanyol dan Jerman. Akan tetapi secara volume belum pulih seperti masa sebelum pandemi.
Menurutnya jika melihat tren tahunan puncak kunjungan Wisman biasanya terjadi pada Agustus hingga awal September. Seiring dengan musim liburan di negara-negara Eropa dan beberapa bagian Asia.
"Kita berharap tren ini masih akan terjadi tahun ini, meskipun tetap harus dipantau dengan cermat," lanjutnya.
Reservasi Hotel Juli 2025
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mencatat reservasi hotel pada Juli 2025 di DIY rata-rata 65% dari target 70%. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan kunjungan Wisman sudah mulai ada peningkatan di kisaran 20%-25% khususnya dari Eropa.
"Turun dari tahun lalu karena ada perang Iran-Israel yang lalu dan ekonomi global tidak baik-baik saja," ujarnya.
Ia berharap Pemerintah Daerah (Pemda) DIY atau Event Organizer (EO) bisa menggelar event nasional dan internasional. Sebab beberapa bulan ke depan tidak ada hari libur atau libur panjang.
"Kami gencar promosi dengan table top, untuk bulan September kami ke Bekasi, selain itu melalui media sosial kami." (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News