Foto ilustrasi petani tebu. / Antara
JOGJA—Harapan baru muncul di kalangan warga Jogja seiring rencana hadirnya bahan bakar ramah lingkungan yang digadang-gadang bakal membantu mengurangi polusi. Tak hanya dinilai membawa manfaat bagi lingkungan, warga juga penasaran dengan inovasi baru ini, yang disebut-sebut menggunakan bahan dasar dari tanaman tebu.
“Bagus kalau ada bahan bakar yang bisa membantu mengurangi potensi polusi. Itu masalah yang sangat signifikan sekarang,” ujar Dimas Septian, 29, pengusaha UMKM asal Jogja, Sabtu (31/5/2025).
Ia baru mengetahui bahwa tebu, yang selama ini dikenal sebagai bahan baku gula, ternyata juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar ramah lingkungan.
Tanggapan serupa disampaikan, Nova Ramadhani, 25, karyawan swasta, yang mengaku mendukung penuh inovasi ini. Menurutnya, semakin banyak pengendara yang beralih ke bahan bakar ramah lingkungan, semakin besar pula dampaknya bagi kualitas udara.
“Karena ini tidak sepenuhnya mengandalkan fosil, jadi inovasi ini patut dicoba. Semoga Pertamina konsisten memproduksi bahan bakar seperti ini,” katanya.
Yang tengah dinantikan warga adalah peluncuran Pertamax Green 95, BBM baru berbasis bioetanol dari tebu dengan campuran 5% dan 95% bahan fosil. Produk ini dijadwalkan hadir di DIY dan Jawa Tengah mulai Kamis (5/6/2025) mendatang, menggunakan bahan baku dari petani lokal.
Dimas berharap distribusinya nanti bisa luas dan harganya tetap terjangkau. “Kalau bisa diakses seluruh kalangan, bukan cuma untuk segmen tertentu, itu akan lebih baik,” ujarnya.
Hana Faizah, 22, mahasiswi UPN Veteran Jogja, juga menyebut kehadiran Pertamax Green 95 sebagai langkah maju untuk inovasi energi ramah lingkungan di Indonesia.
“Kalau semakin banyak masyarakat yang pakai, polusi bisa berkurang. Isu lingkungan ini memang harus jadi perhatian semua pihak,” tuturnya.
Tak hanya berdampak bagi lingkungan, pelibatan petani lokal juga menuai apresiasi. Nova berharap, keterlibatan ini bisa ikut meningkatkan kesejahteraan mereka. Warga pun optimistis bahwa inovasi semacam ini bisa menjadi salah satu solusi nyata menghadapi persoalan lingkungan yang makin mendesak. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News