BPJS Kesehatan Dukung Penguatan Entrepreneurial University

5 hours ago 4

BPJS Kesehatan Dukung Penguatan Entrepreneurial University Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti dalam orasi pidato pada peringatan milad ke/44 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). / ist

BANTUL—BPJS Kesehatan mendukung penuh penguatan entrepreneurial university demi kemajuan bangsa. Dukungan tersebut diwujudkan antara lain dengan penyediaan data yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penelitian serta program pemagangan. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti dalam orasi pidato pada peringatan milad ke-44 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Entrepreneurial university adalah universitas yang menciptakan lingkungan kampus yang mendukung kewirausahaan, kreasi, inovasi dan kolaborasi industri dalam pengertian luas. Perwujudannya memerlukan beberapa aspek seperti kurikulum adaptif, dukungan terhadap inkubasi startup dan kolaborasi industri.

“Aspek kolaborasi industri yang artinya universitas harus terhubung dengan dunia industri untuk konsultasi, riset dan pengembangan. BPJS Kesehatan memiliki big data ratusan juta baris yang dapat digunakan sebagai bentuk kolaborasi riset dengan universitas,” ujar Ghufron dalam pidatonya, Senin (28/4/2025).

Secara terperinci, Ghufron mengatakan terdapat 102 juta baris data sampel dari tahun 2015 hingga 2023 yang bisa dimanfaatkan guna analisa. Data sampel yang rilis di tahun 2024 lalu terbagi menjadi data sampel general dan data sampel konstektual yang mengerucut fokus pada beberapa jenis penyakit seperti diabetes melitus, tuberculosis dan yang terbaru adalah data sampel kesehatan mental.

“Kami juga terbuka bagi mahasiswa yang ingin merdeka belajar dan yang ingin ikut dalam program pemagangan di BPJS Kesehatan. Dengan mengikuti magang maupun kerja lapangan diharapkan banyak ilmu yang bisa didapat. BPJS Kesehatan ini adalah badan hukum publik yang bukan badan usaha, artinya nonprofit namun mampu memberikan jaminan kesehatan pada masyarakat Indonesia,” kata Ghufron.

Kurikulum adaptif menjadi poin penting dalam penguatan entrepreneurial university. Hal ini berarti universitas harus menyertakan mata kuliah yang berfokus pada kewirausahaan dan keterampilan praktis yang diperlukan oleh lulusan sebuah perguruan tinggi.

BACA JUGA: Tekan Polusi Udara, Uji Emisi Gratis Digelar Dua Hari di Sleman

“Sejalan dengan kurikulum adaptif, BPJS Kesehatan melakukan beragam inovasi dan penyesuaian dengan kondisi di lapangan. BPJS Kesehatan beradaptasi dalam menjalankan peran fungsi pembiayaan yang meliputi revenue collection melalui kerjasama dengan lebih dari satu juta kanal pembayaran iuran, risk pooling dan strategic purchasing,” ujar Ghufron.

Ghufron menekankan tujuan dari entrepreneurial university adalah mencetak lulusan universitas yang tidak hanya siap kerja, namun juga mampu menciptakan lapangan kerja baru. Dengan demikian secara langsung atau tidak langsung berkontribusi dalam kemajuan bangsa.

“BPJS Kesehatan menjadi negara tercepat yang mencapai cakupan kepesertaan jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Bayangkan Jerman mencapai 85 persen cakupan dalam 127 tahun. Indonesia hanya butuh sepuluh tahun untuk mencapai 98 persen cakupan. Banyak ilmu dapat digali di BPJS Kesehatan sehingga dapat mendukung lulusan universitas memiliki jiwa entrepreneur dan mampu berkontribusi besar bagi negeri,” jelas Ghufron.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Achmad Nurmandi mengatakan, prinsip dan pengelolaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan telah mencerminkan gambaran entrepreneurial university.

“BPJS Kesehatan mencerminkan social entrepreneur sebagai badan hukum publik nirlaba yang mampu memberikan jaminan kesehatan pada penduduk Indonesia dengan kontribusi terbesar di dunia. Semua masyarakat Indonesia memperoleh jaminan kesehatan dan mereka tak lagi khawatir masalah pembiayaan saat harus dirawat di rumah sakit. Sudah tidak lagi jual tanah, jual harta benda karena ada penjaminan dari BPJS Kesehatan,” tegasnya.

Achmad berharap kolaborasi dan komunikasi yang baik antara universitas dengan berbagai organisasi termasuk BPJS Kesehatan dapat mendukung dan meningkatkan kualitas lulusan universitas menjadi lebih baik. (Advetorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news