Paniradya Pati Paniradya Keistimewaan, Aris Eko Nugroho, meninjau Showroom Gapura di SLBN Pembina, beberapa waktu lalu. / Ist
JOGJA—SLBN Pembina Yogyakarta didukung Pemda DIY mencetuskan Showroom Gapura untuk menampilkan berbagai karya siswa difabel. Melalui inovasi ini, siswa difabel bisa termotivasi untuk terus berkarya dan mendapat sorotan dari publik.
Kepala SLBN Pembina, Nur Khasanah, menjelaskan Showroom Gapura merupakan inovasi dari para guru di SLBN Pembina sebagai bentuk ruang apresiasi karya siswa difabel. “Siswa yang memiliki potensi ini, karyanya akan ditampilkan dan dihargai,” ujarnya, Senin (2/6/2025).
Gapura merupakan akronim dari Gerakan Aktif, Kreatif, Produktif, Unggul, Relasi dan Asli. Showroom ini menjadi gerbang aktualisasi karya yang membuka peluang baru para siswa. “Ini sebuah filosofi yang mencerminkan semangat kolaboratif, keberdayaan dari keaslian dalam berkarya oleh para siswa,” ungkapnya.
Inovasi ini mendapat dukungan dari Paniradya Kaistimewan menggunakan dana keistimewaan (danais), salah satunya dalam pengadaan bahan praktik berkarya para siswa serta rehabilitasi showroom. “Mimpi kami showroom menjadi mal kecil SLBN Pembina,” kata dia.
Ia berharap ke depan Showroom Gapura tidak hanya menjadi milik SLBN Pembina, tapi juga bisa menjadi ruang apresiasi hasil karya SLB-SLB lainnya. Dengan demikian, maka para siswa difabel dari berbagai SLB bisa turut terpacu mengembangkan karya mereka.
Di SLBN Pembina, terdapat 10 keterampilan vokasi yang diajarkan kepada para siswa. Beberapa yang ditampilkan dalam showroom ini di antaranya tata boga dengan produk makanan siap jual, hortikultura atau budidaya tanaman, tata graha atau yang berkaitan dengan laundry.
“Kemudian tata busana seperti menjahit, menyulam dan mendesain produk sederhana dari kain. Lalu batik, ada produk dari SLBN Pembina Yogyakarta yang sudah memiliki Haki [Hak Kekayaan Intelektual] yakni batik umpluk,” ungkapnya.
Karya-karya yang dipamerkan di Showroom Gapura dipastikan akan mendapat sorotan publik, karena SLBN Pembina sering mendapat tamu yang berkunjung. “Banyak kunjungan studi banding, studi tiru dari daerah lain, itu kami wajibkan masuk ke showroom. Kami juga memasyarakatkan showroom itu agar lebih dikenal masyarakat umum,” ujarnya.
Di showroom tersebut, karya-karya para siswa difabel juga dijual. Untuk pemasaran, sekolah melibatkan alumni. “Jadi misalnya ada pesanan, alumni yang memprosesnya. Karena anak-anak [siswa difabel] fokusnya ke pembelajarannya,” kata dia.
Showroom Gapura diharapkan akan membawa dampak positif kepada para siswa difabel yakni dalam berkarya dan ekonomi. “Ketika showroom itu ramai, pemasarannya bagus, otomatis siswa-siswa itu akan terus berkarya, tidak menumpuk saja hasil karyanya,” ujarnya.
BACA JUGA: Empat Pelajar di Pakem Jadi Korban Perampasan Uang, Dua Orang Terluka
Beri Dukungan
Paniradya Pati Paniradya Keistimewaan, Aris Eko Nugroho, menuturkan Pemda DIY melalui Paniradya mendukung pengembangan inovasi pelayanan publik unggulan yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat ini.
“Inovasi yang dimunculkan itu diberi nama Showroom Gapura SLBN Pembina. Melalui inovasi ini, SLBN Pembina memberikan wadah bagi para siswa berkarya, baik dalam bidang keterampilan tata boga, tata kecantikan, membatik, tata busana dan kriya kayu,” katanya.
Aktivitas pada urusan kelembagaan, kata dia, tidak sekadar membentuk dan menjadikan Lembaga Istimewa, tapi juga mampu mewujudkan tujuan keistimewaan terutama dalam hal kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan ketenteraman. “Komitmen dan kreativitas menjadi kata kunci dukungan Paniradya untuk inovasi ini,” ungkapnya.
Pada inovasi di SLBN Pembina ini, Paniradya Pati sudah memberikan dukungan sejak 2023 hingga tahun ini dengan anggaran sekitar Rp500 juta. Ia berharap inovasi-inovasi lain bisa turut mengakses danais ini dengan mekanisme pengajuan. “Usulan-usulan OPD [Organisasi Perangkat Daerah] disampaikan kepada Paniradya Kaistimewan melalui Koordinator Urusan, kemudian dibahas secara bersama-sama dengan TAPD [Tim Anggaran Pemerintah Daerah],” katanya.
Hal penting yang dapat menjadi dasar kelayakan program dan kegiatan adalah konsep dan harus ada proposal, memiliki perencanaan pengembangan ke depan yang bagus, berdampak bagi peningkatan layanan publik, pemberdayaan masyarakat “Harapan ke depan inovasi pada SLBN Pembina yang berupa Showroom Gapura ini dapat berkembang pesat, menjadi mal bagi siswa-siswa SBN lainnya untuk memasarkan produk-produknya, ruang untuk saling mengapresiasi, saling belajar,” ungkapnya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News