Harianjogja.com, SLEMAN—Rangkaian kegiatan peringatan 1 Dasa Warsa Kawasan Wisata Tebing Breksi di Kelurahan Sambirejo, Prambanan, Sleman, diisi dengan pentas jathitan, Sabtu (24/5/2025).
Pementasan jathilan di sisi barat laut Kawasan utama Tebing Breksi, dengan latar belakang guratan tebing cadas itu diawali dengan grup dari Sambirejo yakni Seniman Muda dan ditutup dengan penampilan grup jathilan dari Ngesti Rahayu, Kepuharjo Cangkringan.
Ratusan warga hingga wisatawan yang mengunjungi Tebing Breksi pun menikmati kesenian tradisional itu. Kegiatan HUT Tebing Breksi pada tahun ini terlihat lebih meriah dari sebelumnya. Pengunjung cukup membayar biaya parkir untuk menikmati seluruh rangkaian kegiatan HUT Tebing Breksi.
BACA JUGA: Perbaikan Jalan Godean Diperkirakan Selesai November 2025
"Peringatan ulang tahun ini kami rancang bukan sekadar seremoni, tetapi juga memberikan ruang apresiasi bagi pelaku seni dan warisan budaya lokal. Kegiatan ini bagian dari upaya kami memberikan panggung bagi kelompok-kelompok seni tradisional yang ada,” kata Pengelola Wisata Tebing Breksi di Sambirejo Prambanan, Kholiq Widiyanto di sela-sela pentas.
Selain kesenian tradisional, pada Minggu (25/5/2025) pihaknya akan menggelar konser “Batu Breksi Bernyanyi” yang dikurasi oleh seniman dari ISI Yogyakarta dan melibatkan lebih dari 50 seniman lokal pada pukul 15.00 WIB.
Warga dan wisatawan bisa menikmati empat babak pertunjukan menceritakan: Alam Breksi yang tenang dan lestari, Perusakan alam akibat penambangan, Kemunculan Dewi Penjaga Alam sebagai pengingat serta Transformasi Tebing Breksi menjadi kawasan wisata.
Pengelola Wisata Tebing Breksi di Sambirejo Prambanan, Kholiq Widiyanto
Dalam pementasan ini, akan tampil Gangsadewa, sebuah etnic ensemble atau grup musik etnis pimpinan Memet Chairul Slamet. Grup ini terkenal sebagai kelompok musik yang memberikan alternatif dalam dunia seni musik di Indonesia.
Dalam pementasan musik bertajuk “Batu Breksi Bernyanyi” ini, para pengelola obyek wisata Tebing Breksi akan turut ambil bagian. “Ini sesuatu yang baru bagi kami. Benar-benar baru. Selama ini kami hanya bertindak sebagai tuan rumah dan ikut menonton, tapi kali ini kami ikut pentas. Sudah latihan sebanyak 5 kali, dan langsung pentas,” kata Kholiq.
Kholiq tidak menjelaskan secara rinci konsep dari pementasan "Batu Breksi Bernyanyi". Ia hanya sedikit membocorkan bahwa pementasan ini akan menggunakan alat berupa bebatuan, sebagai pengiring pentas. Suara musik dari bebatuan akan berpadu dengan gerak tari dari sekelompok seniman.
“Yang pasti, ini sesuatu yang baru. Bukan saja bagi kami, tapi juga untuk masyarakat. Pentas ini gratis, bisa disaksikan oleh pengunjung Breksi tanpa dipungut biaya, kecuali tiket masuk dan parkir,” katanya.
Dijelaskan Khaliq, rangkaian peringatan 1 dasawarsa Tebing Breksi berbarengan dengan rangkaian kegiatan Mesti Kalurahan Sambirejo. Kegiatan merti desa itu berlangsung sejak 12 Mei silam, diawali dengan kegiatan nyekar ke makam para pendahulu dan para mantan lurah di Sambirejo.
Acara kemudian berlanjut dengan Upacara Pengambilan Air dari 8 sumber mata air yang ada di Sambirejo, Fashion Show Batik Ecoprint di Candi Ijo pada 16 Mei 2025, serta Kirab Gunungan di tanggal 17 Mei 2025. Peserta kirab berangkat dari Tebing Breksi menuju kantor Kelurahan Sambirejo yang berjarak sekitar 1 KM.
Sebagai puncak acara, pagelaran wayang kulit dengan lakon “Semar Mbangun Khayangan” akan dipentaskan oleh dalang kondang Ki Anom Sucondro pada Jumat (30/5/2025) mulai pukul 21.00 WIB di panggung utama. Tak hanya itu, acara juga diramaikan oleh sinden-sinden ternama seperti Sulastri, Wahjiyo, dan Elisa.
“Sebelum pentas wayang kulit, sore harinya akan ada syukuran dengan makan bersama dengan ratusan ingkung. Kita berharap, seluruh rangkaian kegiatan ini bisa menjadi bagian dari upaya kami untuk terus mendorong suburnya kegiatan kepariwisataan dan juga bertumbuhnya berbagai bentuk kesenian lokal,” imbuh Kholiq.