Setengah Kalurahan di Bantul Sudah Tangguh Bencana, Sisanya Menyusul

4 hours ago 4

Setengah Kalurahan di Bantul Sudah Tangguh Bencana, Sisanya Menyusul Kantor BPBD Bantul. - Harian Jogja

Harianjogja.com, BANTUL--Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Bantul, Bambang Hudaliyanto, mengungkapkan bahwa dari 75 kalurahan di Bantul, baru 50 yang sudah ditetapkan sebagai Kalurahan Tangguh Bencana.

“Dari 75 sudah ada 50 kalurahan. Untuk kawasan pantai selatan dan lapis keduanya sudah terbentuk, juga wilayah yang rawan banjir dan longsor,” jelasnya Jumat (19/9/2025).

BACA JUGA: Harga Ayam Potong di Bantul Naik

Menurut Bambang, penetapan dilakukan lebih dulu di wilayah dengan ancaman bencana besar, seperti kawasan pesisir selatan yang rawan gempa megathrust, serta daerah-daerah yang sering terdampak banjir dan longsor.

Masih ada 25 kalurahan lain yang belum berstatus tangguh bencana. Seluruh kalurahan tersebut, lanjut Bambang, tetap akan didorong agar terbentuk, meskipun membutuhkan dukungan dari banyak pihak.

“Tidak sekadar dibentuk secara resmi, tapi harus benar-benar berperan sebagaimana yang diharapkan," tegasnya.

Ia juga menambahkan, keberadaan Kalurahan Tangguh Bencana sejatinya tidak hanya ditujukan untuk mengurangi risiko bencana, tetapi juga menjadi jalan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Selain program kalurahan tangguh, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) telah dibentuk mulai tingkat kabupaten, 17 kapanewon, hingga seluruh 75 kalurahan. Forum ini diharapkan mampu memperkuat koordinasi mitigasi sesuai ancaman di masing-masing wilayah.

Ketua FPRB Kalurahan Pleret, Muhammad Rahadian Barnadib, menuturkan pihaknya kini tengah fokus menghadapi musim penghujan. Salah satu langkah yang rutin dilakukan adalah memangkas dahan pohon yang rawan tumbang.

“Di Pleret risiko bencana terbesar pohon tumbang. Jadi rutin dilakukan rabas pohon, terutama yang dekat jaringan listrik,” ujarnya.

Ia menambahkan, divisi animal rescue FPRB Pleret juga menangani laporan warga terkait hewan berbahaya seperti ular, biawak, hingga sarang tawon vespa.

“Itu masuk divisi animal rescue. Kalau ada laporan, kami tangani. Pernah ada kasus sengatan lebah vespa sampai membuat anak kecil dirawat di rumah sakit,” paparnya.

Selain pencegahan, para relawan juga aktif berjaga di posko setiap malam untuk merespons keluhan warga.

“Kadang ada yang butuh bantuan karena kendala di jalan, atau saat ada kebakaran kami ikut membantu mengamankan lalu lintas. Bahkan saat ada festival budaya atau takbir keliling, FPRB juga dilibatkan untuk pengamanan jalan,” terangnya.

Rahadian berharap berbagai upaya tersebut bisa membantu mengurangi dampak dari bencana yang terjadi.

“Kalau bencana alam tidak bisa dihindari, tapi dampaknya bisa dikurangi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news