Taman Budaya Embung Giwangan Diresmikan Berkonsep untuk Pelestarian Seni dan Konservasi Lingkungan

5 hours ago 2

Taman Budaya Embung Giwangan Diresmikan Berkonsep untuk Pelestarian Seni dan Konservasi Lingkungan Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo menyampaikan sambutan dalam pembukaan Taman Budaya Embung Giwangan pada Jumat (23/5/2025). Harian Jogja - Stefani Yulindriani

JOGJA–Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja meresmikan Taman Budaya Embung Giwangan yang digadang-gadang mampu menjadi tempat pelestarian budaya dan konservasi lingkungan.

Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo menuturkan Taman Budaya Embung Giwangan merupakan sebuah kawasan yang dikembangkan dengan konsep pelestarian seni, budaya, tradisi dan konservasi lingkungan.

“Taman Budaya Embung Giwangan dibangun dengan memadukan konsep pelestarian seni budaya dan konservasi lingkungan, sekaligus sebagai wadah apresiasi dan kreasi bagi masyarakat dalam pengembangan kebudayaan,” katanya dalam peresmian Taman Budaya Embung Giwangan, di Jalan Tegalturi, Giwangan, Umbulharjo, Jogja, Jumat (23/5/2025).

Saat ini, menurut Hasto, Taman Budaya Embung Giwangan telah mulai dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, baik dalam lingkup seni budaya maupun kegiatan publik lainnya.

Taman Budaya Embung Giwangan memiliki luasan sekitar 3,49 hektare dan dikembangkan secara bertahap dengan dukungan Dana Keistimewaan (Danais), Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat dan APBD Kota Jogja.

Saat ini Taman Budaya Embung Giwangan dikelola oleh UPT Pengelolaan Taman Budaya, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Jogja dengan pola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

BACA JUGA: Bisnis Pengelolaan Sampah Ilegal Marak di Bantul, Warga Terganggu Asap dan Bau Menyengat

Desain Taman Budaya Embung Giwangan dirancang dengan ciri khas Indisch klasik dan menjadi penguat pada Kawasan Cagar Budaya di Kota Jogja. Hasto menuturkan rancangan tersebut dipilih karena letaknya berdekatan dengan Kawasan Cagar Budaya Kotagede, Cagar Budaya Kraton Jogja, Kadipaten Pakualaman serta Kawasan Kotabaru.

“Dengan berbagai fasilitas yang tersedia, keberadaan Taman Budaya Embung Giwangan diharapkan dapat menjadi sebuah pusat pengembangan dan pelestarian seni budaya yang lengkap dan memadai, serta dapat menjadi satu ungkitan pembangunan di wilayah Kota Jogja sisi selatan,” katanya.

Dia menambahkan pengembangan sarana dan prasarana di Taman Budaya Embung Giwangan telah dilaksanakan secara bertahap sejak tahun 2019. Beberapa fasilitas yang terbangun di sana antara lain Embung Giwangan, jogging track, gedung entrance, panggung terbuka, gedung Grha Budaya dan beberapa fasilitas pendukung lainnya.

Dia menuturkan Embung Giwangan dibangun dengan volume tampungan mencapai 9.210 meter kubik, dan luas genangan 4.123 meter persegi.

Dengan kapasitas tersebut, embung memiliki fungsi sebagai konservator air dan pengendali banjir di kawasan selatan Kota Jogja Kemudian, jogging track yang dibangun di sepanjang tepian embung dengan metode pengerasan menggunakan porous paving yang dapat menambah tangkapan air hujan di tanah. Perkerasan ini ramah lingkungan dan dapat mengurangi risiko banjir.

Kemudian, gedung entrance dibangun dengan luas mencapai 1.624,8 meter persegi. Di gedung tersebut terdapat ruang informasi, musholla, ruang pengelola, ruang rapat, menara pandang dan mini gallery.

Kemudian, panggung terbuka yang ada di sana memiliki luas 1,091 meter persegi dan dapat dibagi menjadi empat area sesuai dengan fungsi masing-masing. Di sana ada area stage seluas 36 meter persegi, area backstage seluas 32 meter persegi, area monitor seluas 15 meter persegi, dan area tribun dengan kapasitas 538 penonton.

“Panggung terbuka juga sudah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seni budaya serta berbagai event lainnya,” katanya. 

Kemudian, Gedung Grha Budaya yang ada di sana dimanfaatkan sebagai gedung pertunjukan. Gedung tersebut dibangun dengan ruang pameran dan auditorium. Ruang pameran berada di lantai satu memiliki luas 420 meter persegi.

Ruangan ini diperkirakan mampu menampung sekitar 44 stand pameran. Kemudian, auditorium berada di lantai dua dibangun dengan kapasitas penonton 459 tempat duduk dan sudah dilengkapi dengan sound system, dan pencahayaan. Graha Budaya Area juga sudah dilengkapi dengan akses loading, toilet, ruang transit, ruang panitia, ruang laktasi dan beberapa ruang multifungsi. Dia menambahkan ada pula fasilitas pendukung lain di sana, antara lain area parkir, tempat ibadah dan kios cinderamata. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news