Harianjogja.com, SLEMAN—Tim pemantauan hewan kurban Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) mendapati temuan cacing hati di beberapa kurban yang disembelih saat Iduladha. Berdasarkan data sementara, temuan cacing hati cenderung lebih turun dibandingkan tahun lalu.
"Jadi hasil pantauan kami secara umum itu yang kami temukan adalah seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu cacing hati, itu kasusnya. Tapi kasusnya enggak banyak hanya sekitar 5 persen dari yang kami periksa," jelas Wakil Dekan 3 bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerjasama dan Alumni FKH UGM, Aris Haryanto mengungkapkan pada Senin (9/6/2025).
Pada Iduladha tahun ini, FKH UGM menerjunkan sekitar 285 mahasiswa untuk melakukan pemantauan penyembelihan hewan kurban. Tahun ini FKH UGM lanjut Haryanto juga bekerja sama dengan PDHI Jogja dalam pemantauan. "Dosen kami libatkan semua tapi hanya di lokasi tempat tinggal masing-masing atau di masjid terdekat gitu," jelasnya.
Hasil pemantauan sementara, tidak ditemukan penyebaran antraks. Kasus lain seperti Lumpy Skin Disease (LSD) juga tidak dijumpai dalam pemantauan. Dari hasil pemeriksaan tim juga menemukan indikasi sejumlah hewan kurban yang sembuh dari penyakit PMK. Hal itu diketahui dari hasil pemeriksaan antemortem.
Akan tetapi Haryanto menegaskan bila sapi-sapi tersebut telah sembuh dan layak disembelih meskipun terindikasi sebelumnya pernah terjangkit PMK. "Sudah baik, sudah sembuh layak dipotong tetapi dari pemeriksaan jantungnya itu terindikasi dia pernah terinfeksi oleh PMK. Tapi jumlahnya juga enggak banyak," ungkapnya.
Sejauh ini temuan paling tinggi adalah kasus cacing hati. Namun bagian hati yang terdapat cacing hati diafkir sementara bagian sapi lainnya boleh dikonsumsi. "Jadi yang paling tinggi adalah cacing hati di mana hatinya diafkir tapi bagian yang lain boleh dikonsumsi, hanya hatinya yang diafkir. Data sementara 5 persen cacing hati," imbuhnya.
Angka temuan cacing hati ini tergolong menurun kata Haryanto. Tahun sebelumnya temuan cacing hati mencapai sekitar 10% dari total kurban pantauan. "Kalau kemarin hampir sampai 10%, ada penurunan [tahun ini] walaupun kelihatannya tidak signifikan tapi ini data belum selesai. Tapi kalau sampai hari ini kelihatannya ada penurunan," tandasnya.
"Data resmi kita akan merekap besok Selasa. Karena hari ini masih ada beberapa tempat yang memotong terutama kantor-kantor walaupun enggak banyak," tambahnya.
Dugaan sementara turunnya angka cacing hati ini dikarenakan pengobatan cacing yang dilakukan beberapa bulan lalu. Dampaknya temuan cacing hati selanjutnya menurun. Seperti di Gunungkidul, sapi-sapi di sana kata Haryanto telah melalui program pengobatan cacing enam bulan yang lalu.
"Kalau cacing memang setiap enam bulan sekali, jadi mungkin ada efeknya. Jadi ada sedikit penurunan terutama sapi-sapi yang datang dari Gunungkidul," tegasnya.