Trihanggo dan Tirtomartani Jadi Prioritas Pengadaan Lahan Tambahan Tol Jogja-Solo, Ini Alasannya

9 hours ago 5

Trihanggo dan Tirtomartani Jadi Prioritas Pengadaan Lahan Tambahan Tol Jogja-Solo, Ini Alasannya Pekerja proyek Tol Jogja-Solo Seksi 2 Trihanggo-Junction Sleman melakukan pacthing atau penambalan jalan di jalan ring road area Trihanggo. - Istimewa / - PT. Adhi Karya

Harianjogja.com, SLEMAN—Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, Hary Listantyo Prabowo angkat bicara terkait prioritas pengadaan lahan tambahan dalam proyek pembangunan Tol Jogja-Solo di Trihanggo, Gamping.

"Tahap pertama memang di Trihanggo," kata Hary, pada Minggu (15/6/2025).

BACA JUGA: Jadwal Pembebasan Lahan Penambahan Bidang Tanah Tol Jogja-Solo

Setelahnya, pengadaan lahan kemungkinan akan geser ke Tirtomartani. Kedua lokasi tersebut akan menjadi prioritas pembebasan lahan tambahan.

Kalurahan Trihanggo merupakan salah satu area penggarapan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman. Semenjak Kalurahan Tirtomartani merupakan salah satu lokasi penggarapan Tol Jogja-Solo Seksi 1 Paket 1.2 Klaten-Purwomartani.

"Untuk tahap berikutnya kami belum pasti, cuma baru perkiraan secara lisan itu nanti di Tirtomartani yang Jalan Solo yang exit tol sana," imbuhnya.

Menurut dia, Trihanggo masuk pada tahap pertama dalam pembebasan lahan tambahan karena tak terlepas dari kebutuhan konstruksi dan akses sekitar. Di sekitar lokasi proyek Tol Jogja-Solo di ring road Trihanggo, terdapat fasilitas layanan kesehatan berupa bangunan RSA UGM.

"Yang pertama [pertimbangan] konstruksi. Yang kedua itu juga ada surat dari RSA UGM untukmasalah akses ke tempat mereka, sehingga mengakomodirlah dua-duanya," ungkapnya.

"Kalau masalah konstruksi kan di Trihanggo itu kan sudah mulai berjalan konstruksi. Ini pihak kontraktornya belum bisa membangun lebih luas lagi karena lahannya belum dibebaskan. Itu ada dua pokoknya tadi, kebutuhan konstruksi juga masukan dari RSA UGM," tambahnya.

Mengacu pada ROW Plan Penambahan Lahan Rencana Pembangunan Jalan Tol Solo- Jogja-Kulonprogo, meliputi Seksi (Paket 1.2) dan Seksi 2 (Paket 2.1 dan 2.2) STA. (STA 35+600 s/d 57+837) masuk wilayah DIY secara administrasi. Penambahan lahan ini melintasi satu kabupaten yakni Kabupaten Sleman yang tersebar di lima kecamatan dan 11 Kalurahan.

Adapun perkiraan kebutuhan luas tanah keseluruhan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT), penambahan Lahan Ruas Tol Solo-Jogja-Kulonprogo ini kurang lebih sekitar 8,57 hektare dengan kepemilikan bidang sekitar 581 bidang. Rencana pembangunan tol melintasi berbagai tipologi lahan dengan beragam status kepemilikan/penguasaan tanah.

"Ya itu semua kan berasal dari DPPT, itu sebagai data awal, nanti kan akan ada Satgas yang mendata kembali yang lebih detail. Biasanya kalau jumlah bidang itu nanti akan berkembang," katanya.

Misalnya setelah didalami, setelah diukur, ada yang seharusnya dua sertifikat ternyata baru tercatat baru satu sertifikat. Belum lagi misal ada jalan atau parit yang sebelumnya mungkin belum masuk hitungan.

Lokasi tambahan lahan juga melintasi berbagai tipologi lahan dengan beragam peruntukan/pemanfaatannya. Kondisi eksisting menunjukkan bahwa secara garis besar melintasi setidaknya dua jenis tipologi peruntukan lahan, antara lain permukiman, lahan darat, sawah irigasi, jalan eksisting penampang basah (sungai).

Selanjutnya lahan tambahan juga yang akan dilintasi juga mencakup sekitar 21 jenis pemanfaatan lahan/peruntukan lahan. Berdasarkan luasan yang didominasi, paling dominan ialah lahan kebun. Sisanya berupa rumah tinggal, lahan pekarangan, UMKM, kantor, ruko, fasilitas umum dan masih banyak lagi. Terdapat kurang lebih 298 unit bangunan dengan luas total kurang lebih seluas 2,20 hektar yang terkena rencana jalan tol.

Sementara itu perihal perkiraan jangka waktu pengadaan tanah dan pelaksanaan pembangunan, proses pengadaan tanah yang direncanakan merupakan pengadaan tanah tahap ke-2 yang merupakan penambahan tanah yang mengakomodir adanya beberapa revisi basic design jalan tol. Proses pengadaan tanah diharapkan dapat selesai pada tahun 2026, setelah sebelumnya dilakukan tahap perencanaan dan persiapan pengadaan tanah.

"Jadi emang penambahan lahan ini sangat diharapkan di bisa cepat dan urgen juga," ujarnya.

"Kalau yang untuk penambahan lahan itu dua prioritas yang tadi disebutkan tadi, Trihanggo dan Tirtomartani, mungkin untuk target tahun 2025 baru itu, saya belum tahu lagi untuk yang lain-lainnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news