PADANG, KLIKPOSITIF- Rektor Universitas Andalas (Unand) Efa Yonnedi menyebut kehadiran Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria di Unand adalah moment “pulang kampung” intelektual.
Kehadiran Chief Operating Officer Danantara di Unand ini bukan hanya sekedar seremonial saja, melainkan penyatuan kembali antara kampus dan alumninya, untuk bersama-sama membangun ekosistem pendidikan tinggi yang berpihak pada kedaulatan ilmu,
ekonomi, dan bangsa.
“Para mahasiswa sekalian, jangan
pandang kuliah umum ini sebagai sekadar agenda rutin. Lihatlah ia sebagai momentum langka, sebuah ruang belajar yang hidup, dimana teori bertemu realitas, dan visi bertemu aksi. Hari ini, kita tidak hanya membaca buku; kita membaca pengalaman. Kita tidak hanya mendengar ceramah; kita menyimak arah masa depan,” jelas Rektor Unand Efa Yonnedi, Jumat 13 Juni 2025 di Unand.
Pada Kuliah umum dengan tema “Membangun Triple Helix Baru: Kolaborasi Universitas, BUMN, Danantara untuk Kedaulatan Indonesia” Rektor juga menyebut Dony Oskaria bukan hanya pemimpin nasional di sektor strategis namun juga narasi nyata dari kerja keras, visi besar, dan keberanian menembus batas.
Di tengah dunia yang berubah begitu cepat, tak cukup hanya cakap secara akademik. Namun juga harus lentur menghadapi ketidakpastian, tangguh dalam kolaborasi, dan tajam dalam berpikir.
“Apa yang beliau sampaikan bukan
sekadar cerita sukses, tetapi peta jalan
tentang bagaimana membangun negeri
dengan kepala jernih, tangan terampil,
dan hati yang tak pernah lelah mencinta Indonesia,” tutur Efa Yonnedi.
Rektor berharap, pertemuan hari ini menjadi titik nyala bagi lahirnya semangat baru di dada setiap mahasiswa, semangat untuk
tumbuh sebagai insan unggul, inovatif, dan membawa dampak nyata bagi bangsa. Bukan hanya pencari ilmu, tapi juga pencipta solusi.
Selain itu, juga diharapkan akan tumbuh jejaring kolaboratif yang nyata antara Universitas Andalas, Kementerian BUMN, dan entitas strategis seperti Danantara. Kolaborasi yang tidak berhenti di tataran wacana, tetapi menjelma dalam riset bersama, program magang industri, pendanaan riset, inkubasi usaha, hingga pengabdian nyata bagi masyarakat.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria menekankan pentingnya sinergi antara dunia pendidikan, industri BUMN, dan Danantara sebagai entitas strategis pengelolaan investasi nasional.
“Kampus harus merespon ini, Danantara sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia baru. Kampus harus bicara banyak soal Danantara. Kampus punya peluang menyiapkan profesional. Kami membuka diri dan bekerja sama dengan Unand dalam segi riset dan bentuk lainnya. Bisa jadi Danantara punya Labor di Unand nantinya,” ajaknya.
Alumni Akuntansi FE Unand tersebut juga menyebutkan pentingnya kolaborasi yang erat antara tiga sektor yang disebut sebagai “triple helix” yakni akademisi, BUMN, dan Danatara yang menjadi Badan Pengelola Investasi dan membawahi 800 lebih entitas BUMN untuk meningkatkan ekonomi dan kedaulatan bangsa.
Ia menjelaskan bahwa di era globalisasi yang bergerak cepat dan disrupsi teknologi yang tak mengenal ampun, sinergi antara universitas, industri (BUMN), dan pemerintah bukan lagi pilihan, melainkan syarat mutlak.
“Triple Helix bukan lagi konsep menara gading. Ia harus menjelma menjadi jembatan emas menuju kedaulatan. Kedaulatan ilmu, kedaulatan ekonomi, dan pada akhirnya, kedaulatan bangsa,” tegas Dony.
Kuliah umum turut dihadiri direktur utama Semen Padang, SIG, PLN, Pelindo, serta perwakilan OJK, BI, dan bank nasional. Tak kurang dari 15 perguruan tinggi di Sumbar mengirimkan mahasiswanya, termasuk UNP, UIN Imam Bonjol, dan Politeknik Negeri Padang.