PADANG, KLIKPOSITIF – Pertumbuhan lambat pada balita merupakan kondisi ketika anak tidak mengalami peningkatan berat badan, tinggi badan, atau perkembangan fisik lainnya sesuai dengan standar usia dan jenis kelaminnya. Pertumbuhan anak yang lambat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain asupan gizi yang kurang, penyakit kronis, gangguan hormon, faktor genetik, serta lingkungan dan kondisi psikologis anak.
Lalu apa saja ciri-ciri pertumbuhan anak dikatakan lambat? Dr. dr. Eva Chundrayetti, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak dari Semen Padang Hospital (SPH) memaparkan ciri-cirinya sebagai berikut.
– Berat badan tidak bertambah atau justru menurun
– Tinggi badan tidak meningkat sesuai usia
– Lingkar kepala tidak berkembang dengan normal
– Anak tampak lebih kecil dibandingkan anak seusianya
– Anak kurang aktif atau tampak lemah
Selain itu, ada dua hal yang menyebakan pertumbuhan anak menjadi lambat, yakni kekurangan gizi atau pola makan yang buruk, penyakit kronis (seperti infeksi berulang, TBC, atau gangguan pencernaan).
“Selain itu, gangguan hormonal atau metabolik, kondisi psikologis seperti kurang stimulasi atau trauma, dan faktor sosial dan ekonomi juga mempengaruhi hal tersebut,” jelasnya.
Cara mengatasi pertumbuhan anak yang lambat
Dr. dr. Eva Chundrayetti, Sp.A (K) menjelaskan ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mengatasi pertumbuhan anak yang lambat.
“Kita bisa melakukannya dalam beberapa hal, diantaranya memberikan asupan gizi seimbang dan cukup, pemeriksakan anak secara rutin ke dokter atau posyandu, mengobati penyakit yang mendasari jika ada, memberikan stimulasi fisik dan mental yang sesuai usia, memberikan imunisasi sesuai jadwal imunisasi dan menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak,” jelasnya.
dr. Eva menjelaskan, asupan gizi yang cukup dan seimbang mendukung pembentukan jaringan tubuh, kekebalan, dan perkembangan otak anak. “Kekurangan gizi dapat menyebabkan gagal tumbuh atau stunting, serta menghambat perkembangan secara keseluruhan,” jelasnya.
Ia juga menuturkan, orang tua bisa juga memantau pertumbuhan anak yang lambat dengan melakukan beberapa cara, yakni melalui penimbangan dan pengukuran tinggi badan secara rutin, menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) atau kurva pertumbuhan WHO untuk anak sampai 5 tahun dan CDC untuk anak di atas 5 tahun, konsultasi ke dokter anak atau ahli gizi secara berkala dan memantau perkembangan kemampuan motorik dan kognitif anak.