Arid Zona, Cerita Sukses Budidaya Kaktus di Kulonprogo dengan Omzet Puluhan Juta per Bulan

8 hours ago 1

Arid Zona, Cerita Sukses Budidaya Kaktus di Kulonprogo dengan Omzet Puluhan Juta per Bulan Joko Setiyono (kanan) dan istrinya Siti Dini Arsih memperlihatkan budidaya kaktus di Arid Zona Kulonprogo, Sabtu (8/3 - 2025) ist

Harianjogja.com, KULONPROGO—Joko Setiyono, 34 dan Siti Dini Arsih, 34 merintis usaha kaktus di Kulonprogo mulai tahun 2017. Mereka mampu menangkap peluang besar dari bisnis budidaya kaktus, sansevieria, sukulen dan tanaman tropis lainnya dengan pelanggan hampir di seluruh Indonesia.

Arid Zona atau zona tanaman kering adalah nama usaha yang dijalankan Joko dan Dini. Pasangan suami istri (pasutri) ini memulai usahanya dari menyewa lahan kebun untuk budidaya. Kini keduanya bisa memiliki kebun sendiri di dua lokasi di Tayuban dan Bojong, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo.

"Omzet tertinggi terjadi saat pandemi berlagsung di tahun 2020-2021. Saat itu pernah dapat Rp80 juta sebulan," cerita Dini kepada sejumlah awak media yang mengikuti Touring Ramadan di Kulonprogo, Sabtu (8/2/2025).

BACA JUGA: Inspiratif! Berawal dari Jual Pulsa Keliling, Pria Ini Punya 2 Showroom Mobil

Dikatakan Dini, banyak orang yang tertarik mengoleksi kaktus, sansevieria, aloe vera dan sukulen lainnya saat pandemi untuk mengisi kegiatan. Pelangggannya tidak hanya dari sejumlah daerah di Pulau Jawa seperti Jakarta dan Surabaya, namun datang dari Medan, Kalimantan hingga Papua.

Bisnis kaktus Arid Zona tambah moncer meski pandemi telah berakhir. Hobiisnya justru semakin menjamur dan tak sedikit yang tertarik menjadi reseller. Saat ini, Arid Zona bisa meraup minimal Rp30 juta setiap bulannya dari penjualan seribuan pot tanaman tropis tersebut.

Menurut Dini, mayoritas pembelinya berbasis online. Transaksi dilakukan lewat pesan percakapan, dan pengirimannya melalui jasa ekspedisi. Pembeli memiliki dua opsi pengiriman. Dikirim utuh, yakni tanaman beserta pot yang terdapat tanahnya. Atau, dikirim kering tanpa menyertakan potnya, sehingga tanaman kaktus dan lainnya hanya dibungkus menggunakan tisu atau kertas lalu dipaking menggunakan kardus. 

"Pembeli lama kebanyakan minta dibongkar potnya, karena sudah bisa merawatnya. Kalau pembeli yang baru suka kaktus, bisanya minta dikirim sama potnya," ujar Dini. "Kami punya pelanggan yang minta dikirim sansevieria sama potnya ke Papua Tengah. Harga tanamannya Rp350 ribu, ongkirnya bisa Rp120 ribu, tapi tetap dibayar, karena ya beliaunya memang hobiis," sambungnya.

Budidaya Kaktus

Beda dengan istrinya yang mengurusi administrasi, Joko berkutat dengan budidaya kaktus dan sukulen lainnya. Minatnya terhadap kaktus terjadi saat ia membantu temannya membuat warung kopi di Malang pada tahun 2017. Warung itu didekor dengan kaktus sebagai pemanisnya. Maka mereka berburu kaktus di beberapa wilayah.

"Setelah saat itu, kami jadi suka kaktus. Kebetulan teman saya tidak bisa budidaya, saya yang bisa. Dan mulai berpikir untuk memulai bisnis kaktus," ujarnya.

Tahun yang sama, Joko memutuskan kulakan kaktus dan menjualnya lagi, namun belum berani budidaya. Setahun berikutnya, ia mulai budidaya secara otodidak, dan belajar dari komunitas di media sosial. Tahun 2019, ia mulai menyewa kebun di Kulonprogo, dan mulai menemukan arah bisnis dan pemasarannya. Puncaknya, pandemi justru membawa berkah. Kini, ia memiliki dua kebun kaktus yang harus diurus.

"Modal awal itu, saya beli 400 indukan dari Thailand, beberapa lainnya dari lokalan, pemain lama yang tidak lagi merawat tanamannya. Kita beli ramai-ramai dari Yogyakarta, satu tanaman ukuran 4 cm sekitar Rp150 ribu, kalau di Indonesia harga bisa sampai Rp350-Rp400 ribu," ujarnya. 

Di kebunnya tersebut, Joko menyemai, menyilangkan, dan merawat tanaman tropis tersebut dibantu lima pekerja harian. Joko juga aktif membuat konten edukasi di kanal Youtube. Di platform berbasis video tersebut, juga menjadi etalase tokonya. Medium ini menjadi satu-satunya pemasaran yang dianggapnya efektif. 

"Sebulan bikin sekitar tiga konten video. Selain jualan, juga edukasi. Bagaimana merawat kaktus dan sansevieria, dan tips-tips lain yang bisa dipraktikkan di rumah," ujar Joko. 

BACA JUGA: Kisah Inspiratif Pemuda Wirokerten Bantul, Ubah Kawasan Rawa Jadi Tempat Wisata dan Ekonomi

Menurutnya, kaktus dan tanaman tropis lainnya memiliki perawatan yang sangat mudah. Penyiraman bisa dilakukan dua pekan sekali, sampai pot benar-benar basah. Atau jika saat kemarau, penyiraman bisa dilakukan lima hari sekali. Kaktus juga bisa diberi kompos daun, dan pupuk lainnya untuk merangsang pertumbuhan. Maklum siklus hidup kaktus sangat lama. Umur lima tahun, ukurannya hanya sekitar 3-4 cm. 

"Semua bisa merawat kaktus, bahkan menyilangkannya denagan jenis lain. Kemarin ada anak kelas 6 SD sudah bisa melakukannya," imbuhnya.

Kaktus memang bisnis jangka panjang. Budidayanya membutuhkan kesabaran. Namun kaktus yang sekali berbunga bisa menghasilkan 500-700 biji. Biji-biji ini lantas disemai hingga tumbuh, lalu dipindahkan ke dalam pot-pot terpisah saat berusia sekitar 1 tahun. Mereka dipindah lagi saat berusia 2 tahun. Tiap tahapan siklus ini sebenarnya bisa dibisniskan. Biji kaktus juga bisa dijual, apalagi yang sudah tumbuh dalam sungkupnya.

"Budidaya kaktus ini memang sangat lama. Makanya yang jenis ijo-ijo, kita jual paketan Rp50 ribu bisa dapat 35-50 pot, buat muter harian. Jenis yang bagis seperti varigata atau varigata sriata, kita pilah lagi karena harganya lebih mahal, dan kelas kontes," ujar Joko yang masih memiliki kaktus yang dirawatnya sejak 2008. Kaktus ini pernah menjadi juara tiga dalam ajang kontes kaktus dan sukulen nasional.

Layanan Sat Set

Bagi Arid Zona, layanan ekspedisi yang mumpuni dpaat membantu kelancaran bisnis tanaman hiasnya. Sejak tahun 2020, Arid Zona sudah mempercayakan kepada JNE untuk membantu layanan pengiriman. Sebagian besar kaktusnya dikirim lewat JNE. Apalagi untuk wilayah Pulau Jawa.  

Sebagai pelanggan loyal, Arid Zona juga berhak menadapatkan fasilitas sebagai member JNE Loyalti Card (JLC). Dengan JLC tersebut, Arid Zona mendapatkan fasilitas penjemputan paket dari kurir JNE. 

"Kami juga mendapatkan layanan pick up, namun seringnya paking itu selesai sore, jadi kami antar sendiri ke JNE Wates pada malam harinya," ujar Dini. 

Selain mendapat diskon khusus, Arid Zona juga pernah mendapat benefit lain dari JLC, seperti voucher belanja. 

Menurutnya, pelayanan JNE sat set dan konsisten. Meski Arid Zona memberikan garansi pribadi kepada pelanggan, paket yang dikirim selalu diterima pelanggan dengan baik, sehingga garansi tersebut tidak pernah terpakai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news