Depo Argolubang menjadi tempat pengangkutan sampah warga Tegalpanggung dengan sistem transporter, Jumat (25/5/2025). - Harian Jogja/Lugas Subarkah
Harianjogja.com, JOGJA—Kelurahan Tegalpanggung saat ini sudah menerapkan sistem transporter untuk pengelolaan sampah warga. Sistem ini awalnya ditolak warga. Namun dengan edukasi terus-menerus, saat ini seluruh wilayah Tegalpanggung sudah terkover transporter.
Lurah tegalpanggung, M. Ichwan Pribadi, menjelaskan ketika ada sosialisasi awal dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja tentang sistem transporter, hampir semua warga menolaknya. “Warga voting tidak setuju, langsung ditolak kebijakan itu,” katanya, Jumat (23/5/2025).
BACA JUGA: 100 Hari Hasto-Wawan Menjabat, Kota Jogja Mampu Mengelola Sampah Secara Mandiri
Penolakan itu disebabkan berbagai faktor, ada yang karena tidak mau membayar, ada yang karena bingung dengan kebijakan yang berganti-ganti hingga tidak adanya penggerobak yang mencukupi. “Alasannya banyak sekali dan sebenarnya juga masuk akal. Tapi kalau sudah jadi kebijakan, kita harus mendukung,” ujarnya.
Pihak kelurahan pun terus mengupayakan penerapan sistem transporter, dengan cara kampanye, sosialisasi keliling dan sebagainya. Ia juga mengakui Kelurahan Tegalpanggung termasuk ketinggalan dalam menerapkan sistem ini karena ketika kelurahan lain sudah memiliki penggerobak yang cukup, Tegalpanggung baru memiliki empat penggerobak.
Hal ini dikarenakan tidak adanya warga yang mau mendaftar menjadi penggerobak. Namun dengan upaya edukasi terus-menerus, kelurahan pun mendapatkan tambahan penggerobak. “Waktu itu kami dapat 23 penggerobak. Kami telateni, kita jemput dan antar untuk foto,” paparnya.
Dengan dorongan dan edukasi yang tak kenal lelah, warga yang mendaftar menjadi pengerobak pun membludak sampai harus menolak beberapa pendaftar. “Ada 40 lebih yang mendaftar. Kami sampai bingung untuk menolak transporter,” kata dia.
Dengan jumlah transporter yang ada saat ini, sudah bisa mengkover seluruh wilayah Tegalpanggung yang terdiri dari 16 RW. Para transporter tersebut setiap hari yang sudah dijadwalkan, mengangkut sampah dari warga ke Depo Argolubang, Baciro.
Kedepan, selain mengandalkan depo tersebut, Kelurahan Tegalpanggung juga berencana untuk membangun insenerator melalui mekanisme Koperasi Merah Putih yang kini sedang dicanangkan pemerintah pusat.
“Nanti kan ada platform dana pinjaman, kita mulai memikirkan bidang-bidang yang kita garap. Selain sembako mungkin akan mengarah ke sampah. Kita sudah ada lahan di dekat Sungai Code, bagaimana kalau dibuat insenerator. Kita usahakan itu,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News