BI Sebut Penurunan Harga Cabai Picu Deflasi DIY Mei 2025

1 day ago 5

BI Sebut Penurunan Harga Cabai Picu Deflasi DIY Mei 2025 Pedagang tengah menunggu pembeli di Pasar Bantul, Selasa (9/5/2023). Harga jual cabai di pasar tradisional anjlok setelah Lebaran di angka Rp20.000-Rp30.000 per kg - Harian Jogja/Yosef Leon

Harianjogja.com, JOGJA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY mengungkap penurunan harga cabai rawit, cabai merah dan bawang merah memicu deflasi DIY sebesar 0,15 persen secara bulanan (mtm) pada Mei 2025.

"Deflasi terutama disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau di tengah berlimpahnya pasokan pada komoditas hortikultura seperti cabai rawit, cabai merah dan bawang merah," kata Kepala KPw BI DIY Sri Darmadi Sudibyo dalam keterangannya di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Sri Darmadi, ketiga komoditas itu masing-masing memberikan andil deflasi sebesar 0,12 persen (mtm), 0,07 persen (mtm), dan 0,06 persen (mtm).

Pasokan komoditas yang terjaga dari sentra produksi di Muntilan, Wates, serta beberapa wilayah di luar Jawa seperti Sulawesi disebut menjadi faktor utama penurunan harga.

Sementara, permintaan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha, kata dia, masih terpantau cenderung normal.

BACA JUGA: Disperindag Sebut Deflasi DIY Masih Kategori Aman, Ini Alasannya

Secara tahunan, inflasi DIY tercatat sebesar 2,04 persen (yoy), lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 2,28 persen (yoy). Adapun inflasi tahun kalender hingga Mei 2025 tercatat 1,56 persen (ytd).

Berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Kota Yogyakarta mengalami deflasi sebesar 0,16 persen (mtm), sedangkan Kabupaten Gunungkidul mencatat deflasi sebesar 0,14 persen (mtm).

Namun secara tahunan, Gunungkidul mengalami inflasi sebesar 2,17 persen (yoy), lebih tinggi dari Kota Yogyakarta yang tercatat sebesar 1,88 persen (yoy).

Di sisi lain, menurut Sri Darmadi, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,03 persen (mtm).

"Kenaikan harga emas ini salah satunya dipengaruhi oleh ketidakpastian global yang mendorong tingginya permintaan emas sebagai aset 'safe haven,'" ujar Sri Darmadi.

Dia memastikan BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY terus memperkuat sinergi pengendalian inflasi melalui strategi 4K, yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.

Dukungan tersebut diwujudkan melalui berbagai program, antara lain operasi pasar, optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai acuan harga, kampanye belanja bijak, serta penguatan kerja sama antar daerah untuk kebutuhan pangan strategis.

"Bank Indonesia memprakirakan inflasi DIY 2025 tetap terjaga dalam kisaran target 2,5 persen plus minus 1 persen (yoy)," tutur Sri Darmadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news