Donat Maryam, Kisah Sukses dari Bantuan PKH

13 hours ago 4

Donat Maryam, Kisah Sukses dari Bantuan PKH Kartika Sari (bercadar hitam) saat ditemui di gerai Donat Maryam di Karangwaru, Tegalrejo, Jogja, pada Selasa (25/11/2025). - Harian Jogja - Ariq Fajar Hidayat

Harianjogja.com, JOGJA—Dari dapur kecil di Karangwaru, Kartika Sari membangun usaha Donat Maryam Jogja yang kini tumbuh menjadi sumber penghasilan utama keluarganya. Berawal dari status sebagai penerima PKH, ia perlahan menapaki kemandirian dengan menjual ribuan donat setiap hari dan membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

Kisah perjalanan Kartika Sari, warga Kelurahan Karangwaru, Kemantren Tegalrejo, menjadi potret bagaimana bantuan sosial dapat bertransformasi menjadi jalan kemandirian. Mantan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) itu sukses mengembangkan usaha rumahan bernama Donat Maryam hingga mampu menjual ribuan donat per hari dan membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

Kartika mengawali usahanya pada 2020, ketika banyak usaha yang gulung tikar akibat pandemi. Pada masa itu, ia justru menemukan inspirasi dari unggahan resep donat di media sosial yang membuatnya penasaran untuk mencoba.

“Saya terinspirasi dari Facebook, ada akun yang membagikan tentang resep donat. Terus saya coba kok hasilnya lumayan,” ujar Kartika saat ditemui di kedainya, belum lama ini.

Setelah melihat potensi dari percobaan awal, Kartika mengikuti kelas daring untuk meningkatkan kemampuannya. Dengan bekal pengetahuan tersebut, ia mulai menawarkan produk lewat marketplace dan mengiklankannya melalui media sosial. Ia bahkan rela mengantarkan pesanan ke berbagai wilayah demi memperluas pasar.

Pada tahap inilah bantuan PKH berperan penting. Setiap kali dana bantuan cair, Kartika menyisihkan setengah untuk membeli bahan baku. Sisanya dipakai untuk kebutuhan keluarga.

Ia juga memanfaatkan sisa uang belanja suami untuk menambah modal. Perlahan-lahan dana kecil itu berubah menjadi usaha yang semakin dikenal. Kartika, yang menerima bantuan PKH sejak 2016, kemudian memutuskan keluar dari kepesertaan pada 2023 karena merasa usahanya sudah cukup stabil.

“Memutuskan keluar dari PKH tahun 2023 karena Alhamdulillah penghasilan dari donat sudah mencukupi, biar bisa juga gantian sama yang benar-benar membutuhkan,” kata dia.

Keputusan itu tak membuatnya gentar. Apalagi sejak membuka outlet perdana Donat Maryam pada 2023 setelah berjualan daring selama tiga tahun, penjualan justru semakin meningkat. Kini, sebagian besar pembelian berasal dari layanan ojek daring yang menyumbang sekitar 80% omzet harian.

Pada momen tertentu, usahanya pernah ikut merasakan dampak tren kuliner nasional. Ketika donat bomboloni sempat viral berkat unggahan artis, permintaan melonjak drastis. Dari semula hanya sekitar 400 donat per hari, produksinya naik hingga 700, lalu menembus 1.200 hingga 1.400 donat setiap hari pada tahun ini.

Di balik peningkatan permintaan tersebut, Kartika mulai merekrut tenaga kerja. Saat outlet semakin ramai, ia menambahkan jumlah pekerja untuk menjaga kualitas produksi. Kini, usahanya memiliki lima pegawai; tiga ditempatkan di toko dan dua lainnya membantu dari rumah.

Peran keluarga juga cukup besar, termasuk anak sulung yang biasa membantunya kini bisa menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta Yogyakarta. Kartika memiliki empat anak dan seluruh kebutuhan pendidikan mereka kini bergantung sepenuhnya pada pendapatan dari donat.

“Soal kebutuhan setelah keluar PKH Alhamdulillah tidak ada kesulitan. Donat itu sudah mencukupi semuanya 100 persen, termasuk biaya kuliah anak,” kata dia.

Soal varian, ia terus berkreasi mengikuti selera pasar. Selain donat klasik, yang paling diminati adalah bomboloni dengan berbagai isian. Pembelinya banyak berasal dari kalangan mahasiswa karena lokasi kedai tak jauh dari kampus UGM dan UNY.

Kisah Kartika mendapat perhatian dari pendamping PKH Kemantren Tegalrejo, Deriana, yang melihat bagaimana tekad kuat mampu mengubah bantuan sosial menjadi pijakan kemandirian.

“Dulu setiap bantuan turun, beliau langsung membelanjakan separonya untuk bahan donat. Sekarang beliau sudah berkembang dan mempekerjakan warga sekitar. Kami bangga melihat beliau mandiri,” kata Deriana.

Perjalanan Kartika menjadi bukti bahwa PKH bukan sebatas transfer bantuan, melainkan peluang untuk tumbuh bagi mereka yang gigih berusaha. Dari dapur kecil di Karangwaru, ia menunjukkan bahwa kemandirian bisa lahir dari langkah-langkah sederhana yang dilakukan dengan penuh keberanian. Melalui usaha Donat Maryam Jogja, ia menegaskan bahwa kemandirian dapat diraih dengan ketekunan dan kerja keras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news