Tim SAR gabungan saat melakukan proses evakuasi terhadap jenazah korban yang tertimbun longsor di area tambang galian C Gunung Kuda Cirebon, Jawa Barat, Senin (2/6/2025). ANTARA - Fathnur Rohman.\\r\\n
Harianjogja.com, CIREBON—Tim Search And Rescue (SAR) gabungan belum menemukan empat korban yang diduga masih tertimbun longsor di lokasi tambang galian C Gunung Kuda Cirebon, Jawa Barat, hingga operasi pencarian memasuki hari kelima.
BACA JUGA: Anak Korban Longsor Gunung Kuda Diberi Pendampingan Psikis
Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon Letkol Inf Mukhammad Yusron, mengatakan pencarian sudah dilakukan sejak pagi tadi, namun hingga petang hasilnya masih nihil.
“Pencarian di hari kelima ini belum membuahkan hasil. Namun, kami terus berupaya secara maksimal,” katanya. Rabu (4/6/2025).
Ia menjelaskan operasi gabungan pada hari kelima, diawali dengan doa bersama untuk keselamatan tim dan harapan agar korban segera ditemukan.
Kendati begitu, kata dia, karena kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan dan potensi longsor susulan cukup tinggi, maka operasi pencarian serta evakuasi korban dihentikan sementara.
“Kita lanjutkan esok hari, dan akan diawali dengan doa lintas agama bersama jajaran forkopimda dan keluarga korban,” ujarnya.
Yusron menuturkan pencarian korban dibatasi dalam masa tanggap darurat selama tujuh hari, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Cirebon.
Setelah masa itu berakhir, menurutnya akan dilakukan evaluasi bersama keluarga korban dan pemerintah daerah untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Kami akan rapatkan kembali dengan forkopimda dan keluarga korban untuk menentukan arah pencarian ke depan,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Kantor SAR Bandung Mamang Fatmono menuturkan ancaman terbesar dalam pencarian saat ini adalah potensi longsor susulan, sehingga petugas harus bekerja ekstra hati-hati.
Ia menyebutkan berdasarkan informasi dari Inspektur Tambang Kementerian ESDM, terdapat sembilan titik patahan tanah yang aktif di area Gunung Kuda.
Dia mengungkapkan patahan terpanjang di area itu, bahkan mencapai 100 meter dan masih terus bergerak.
“Patahan itu miring dan posisinya memanjang ke bawah. Kalau tidak kuat, bisa runtuh sewaktu-waktu,” ujarnya.
Mamang menyampaikan pemantauan pergerakan tanah dilakukan setiap 10 hingga 15 menit, menggunakan alat total station milik PT Indocement.
Hasil pemantauan, dikirim langsung ke tim SAR yang bekerja di zona merah, tepatnya di titik A dan B tempat korban diduga tertimbun.
“Kami terus pantau pergerakan tanah secara berkala. Tim di lapangan hanya akan bekerja saat zona aman,” katanya.
Dia menambahkan kondisi geografis yang curam serta jenis tanah yang labil, membuat seluruh aktivitas pencarian dilakukan dalam kendali ketat. Tim SAR menomorsatukan keselamatan personel dalam setiap pergerakan.
Empat korban yang masih tertimbun diketahui bernama Muniah (45), Tono (57), Dedi Setiadi (47) dan Nurakman (51). Seluruhnya adalah warga Kabupaten Cirebon
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara