Iduladha 2025, Sapi Kurban Anom van Pleret Jadi Pilihan Prabowo

3 hours ago 2

Iduladha 2025, Sapi Kurban Anom van Pleret Jadi Pilihan Prabowo Agus Basuki bersama Anom di peternakan Sari Lembu, Pleret, Bantul, Selasa (13/5/2025). Harian Jogja - Ariq Fajar Hidayat

Harianjogja.com, BANTUL—Salah satu sapi milik peternak asal Bantul dipilih Presiden Prabowo Subianto untuk Iduladha tahun ini. Bagaimana peternak merawat sapi pilihan Prabowo itu?

Agus Basuki, 36, tidak menyangka peternakan sapinya akan menarik perhatian Presiden Prabowo Subianto.

Salah satu sapi miliknya yang diberi nama Anom, dibeli orang nomor satu Indonesia untuk berkurban Iduladha.

Sari Lembu, nama peternakan sapi milik Agus, terletak di Tegalrejo, Bawuran, Pleret, Bantul. Butuh waktu sekitar 30 menit dari pusat Kota Bantul dan Kota Jogja untuk sampai di peternakannya.

Kepada awak media, Agus menjelaskan ada sekitar 50 ekor sapi di peternakan tersebut. Anom dipajang di sisi paling depan peternakan, dan menjadi yang paling mencolok karena ukurannya yang terbilang jumbo dibanding sapi lain. Beratnya nyaris menyentuh satu ton atau sekitar 900 kg.

“Sapi ini [Anom] sekitar 2,5 tahun di sini. Kebetulan dari puskeswan menyarankan untuk ikut seleksi buat [dibeli] Bapak Prabowo. Baru pertama kali juga ikut seleksi. Alhamdulillah diterima,” ujar Agus, Selasa (13/5/2025).

Ia masih mengingat saat membeli Anom ketika usianya masih satu tahun. Agus menunjukkan sapi  berukuran sekitar setengah dari bobot Anom, dan menyebut posturnya mirip Anom saat dibeli 2,5 tahun lalu.

Nama Anom pun memiliki makna mendalam. Agus menyebut, Anom dalam bahasa Jawa berarti “muda” atau “cerah”.

Agus tidak berencana menjual Anom pada Iduladha tahun ini. Beberapa kali ia menolak tawaran orang yang ingin membelinya. Ia menyebut sapi kesayangannya ini masih bisa tumbuh lebih besar, sehingga masih ingin merawatnya.

Namun ketika sapinya terpilih menjadi kurban Presiden Prabowo, tanpa pikir panjang Agus membatalkan rencananya tersebut.

Ia merasa bangga ternaknya menjadi satu dari dua sapi di Bantul yang terpilih menjadi kurban dari Presiden Prabowo.

Lalu berapa harga tebusan Anom dari Presiden? Agus enggan menyebutkan nilai pasti pembelian tersebut.

BACA JUGA: Libur Waisak: 38.600 Kendaraan Kembali ke Jakarta

Dijual Cepat

Istri Agus, Nova Primastuti yang turut mendampinginya di peternakan juga mendukung keputusan suaminya tidak menjual Anom. Sama seperti Agus, rencananya pun berubah 180 derajat ketika sapinya dijual lebih cepat untuk Prabowo.

“Alhamdulillah sangat senang. Baru pertama kali ikut seleksi langsung lolos. Bisa membanggakan keluarga dan masyarakat sekitar,” kata Nova.

Agus menyebut tidak ada perlakuan khusus yang membedakan Anom dengan sapi lainnya. Ia menyebut semua sapinya dirawat semaksimal mungkin dengan pakan terbaik, vitamin, serta rutin diberi vaksin.

Momen Anom terpilih sebagai hewan kurban presiden ini pun menandai kebangkitan Sari Lembu setelah serangan wabah Lumpy Skin Disease (LSD) serta Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sekitar tiga tahun lalu.

Saat itu, wabah PMK menyerang mayoritas sapi miliknya. Agus harus menerima kenyataan pahit omzet peternakannya merosot drastis. Banyak sapinya yang saat itu terpaksa dijual murah, bahkan jauh lebih murah dari harga beli. Ada yang langsung disembelih, ada yang dititipkan tempat pemotongan.

“Dari 60 sapi, cuma tersisa tiga sapi yang tidak terkena wabah. Itu pun pedhet-pedhet [anak sapi],” jelas Agus.

Berkat ketelatenan Agus, peternakannya berhasil melalui masa-masa sulit. Omzetnya turut melonjak.

Kini, Sari Lembu telah memiliki lebih dari 50 ekor sapi dengan harga bervariasi mulai dari Rp23 juta hingga Rp100 juta.

Selain dibeli Prabowo, sudah lebih dari 10 sapi terjual untuk Iduladha tahun ini. Adapun Anom rencananya akan disembelih di Piyungan atau Wonokromo, Pleret.

Seleksi Sapi

Di Kabupaten Bantul, sebanyak dua ekor sapi terpilih menjadi hewan kurban Presiden Prabowo. Selain sapi milik Agus, sapi jantan peranakan ongole (PO) seberat 900 kilogram milik Bayu Setiawan, peternak asal Kalurahan Mangunan, Kapanewon Dlingo, juga dipilih.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo, mengatakan proses seleksi sapi kurban presiden dimulai sejak April. “Syarat utamanya berat minimal 800 kilogram. Dari lebih 20 ekor yang diajukan, terpilih dua ekor yang dinilai paling layak,” ujarnya, Selasa.

Proses pengajuan bukan dilakukan peternak langsung, melainkan oleh tim dinas yang memantau langsung ke lapangan. Setelah diseleksi, dua ekor sapi yang memenuhi kriteria akhirnya dipilih, masing-masing dari wilayah Dlingo dan Segoroyoso, Pleret. Kedua sapi akan dipotong pada hari H di Piyungan, dan Pleret.

Adapun proses penyerahan dari pihak istana, menurut Joko, ditangani langsung oleh Sekretariat Presiden. Dinas hanya bertugas mengawasi ternak hingga hari pelaksanaan kurban.

"Setelah sapi terpilih petugas tetap memantau kondisinya sampai pelaksanaan kurban," jelas Joko.

Bayu Setiawan, peternak asal Kalurahan Mangunan, Kapanewon Dlingo mengaku sangat bersyukur karena sapinya terpilih menjadi hewan kurban presiden. Ia membeli sapi itu dari Klaten saat berusia sekitar tiga tahun, lalu memeliharanya selama setahun. “Saya sudah beberapa kali ikut seleksi, tapi baru tahun ini lolos. Alhamdulillah dipilih,” ucapnya.

Sebelum terpilih, sapi miliknya diperiksa oleh dokter hewan dari dinas, termasuk status vaksinasi PMK. Setelah dinyatakan sehat dan memenuhi syarat, tim dinas menegosiasi harga. "Akhirnya deal di harga Rp90 juta," ungkap Bayu.

Ia berharap terpilihnya sapi bisa memacu semangat para peternak lain. “Biar bisa jadi motivasi warga kampung, bahwa bertani dan beternak itu menjanjikan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news