Kawasan sisi dalam Plengkung Gading yang berada di beteng Kraton Jogja. Foto diambil Kamis (17/6/2022). - Harian Jogja/Sunartono.
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mematangkan manajemen lalu lintas seiring dengan rencana penutupan akses kendaraan di kawasan Plengkung Gading sebagai bagian dari penataan Sumbu Filosofi Jogja.
Pengaturan lalu lintas di kawasan itu disebut menjadi bagian dari penataan Sumbu Filosofi yang terdiri dari tiga segmen, pertama dari Nol KM hingga Tugu Jogja, segmen kedua dari Nol KM hingga Plengkung Gading, dan segmen ketiga dari Plengkung Gading hingga Panggung Krapyak.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan DIY, Rizki Budi Utomo menjelaskan bahwa Plengkung Gading, sebagai bagian dari kawasan bersejarah, menghadapi berbagai tantangan. "Pada 2018 atau 2019, Dinas Kebudayaan DIY menemukan adanya retakan pada struktur bangunan Plengkung Gading," ungkap Rizki, Kamis (23/1/2025).
BACA JUGA: Sultan Buka Suara Soal Wacana Penutupan Plengkung Gading
Retakan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk beban lalu lintas dan getaran kendaraan yang melintas. Selain itu, friksi lalu lintas di kawasan tersebut sering terjadi, terutama saat kendaraan berhenti di bawah plengkung ketika lampu merah menyala. Ketika lampu hijau, pengendara lain kerap kesulitan melintas, menambah potensi terjadinya insiden.
Kendaraan berat, seperti bus yang masih melintas meskipun dilarang, juga menjadi ancaman serius bagi struktur Plengkung Gading. "Bangunan itu hanya berbahan campuran batu bata tanpa semen, sehingga sangat rentan terhadap kerusakan," tambah Rizki.
Tidak hanya itu, insiden lain seperti pemanjatan Plengkung Gading juga menjadi perhatian, menegaskan perlunya langkah tegas untuk melindungi situs bersejarah ini.
Sebagai solusi, Dinas Perhubungan DIY telah menyusun simulasi dan model lalu lintas untuk menyiapkan skenario penutupan. Salah satu opsi yang akan diuji coba adalah penerapan sistem satu arah dari utara ke selatan.
"Kami melihat arus kendaraan dari dalam (utara) ke luar (selatan) lebih dominan, sehingga skenario satu arah ini diharapkan bisa mengakomodasi kebutuhan tersebut," jelas Rizki.
BACA JUGA: Plengkung Gading Disebut Retak, Harus Ada Manajemen Lalu Lintas
Jawatan itu juga telah mengidentifikasi jalur alternatif bagi pengendara. Akses terdekat dari sisi timur dapat melalui Jalan Mantrigawen Lor, sementara dari sisi barat melalui Jalan Kemetiran Kidul atau perempatan Tamansari. Dengan skenario ini, arus lalu lintas tetap dapat berjalan meskipun Plengkung Gading ditutup.
Rencana uji coba sistem satu arah ini akan dilaksanakan pada tahun ini, meskipun begitu tanggal pastinya masih menunggu hasil pemodelan lalu lintas dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan. "Pembahasan ini sebenarnya sudah berlangsung lama, dan kini kami tengah mematangkan kajian melalui model dan simulasi," tambah Rizki.
Potensi masalah yang mungkin timbul selama uji coba juga telah dipetakan. Misalnya, pengalihan arus di dalam kompleks Jeron Benteng serta beban lalu lintas di simpang Mantrigawen Lor dan Tamansari. Hasil simulasi akan menjadi dasar evaluasi pola arus lalu lintas selama uji coba berlangsung.
"Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi beban lalu lintas dan meningkatkan keselamatan, tetapi juga untuk melestarikan Plengkung Gading. Dengan kajian yang matang dan koordinasi lintas sektor, kami harap uji coba dan penerapan sistem ini dapat berjalan lancar tanpa mengganggu aktivitas masyarakat secara signifikan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News