KabarMakassar.com — Memasuki pekan keyiga Januari 2025, harga kebutuhan pokok secara nasional cenderung stabil dibandingkan Desember 2024. Namun, lonjakan harga signifikan terjadi pada komoditas cabai, yang mencatat kenaikan antara 49% hingga 72%.
Di Makassar sendiri, berdasarkan data yang dihimpun Kru KabarMakassar, update harga Selasa (21/01) hari ini, Secara rata-rata beras premium berada dikisaran Rp15 ribu per kilo, sementara untuk beras medium Rp13 ribu per kilo.
Untuk gula pasir, digandrungi di harga Rp17 ribu per kilo di pasaran, sementara, minyak goreng curah ditawarkan seharga Rp17 ribu per liter dan untuk minyak goreng kemasan premium seharga Rp20 per liter.
Sementara, telur ayam broiler ditawarkan seharga Rp52 ribu per rak atau Rp29 ribu per kilonya, sedangkan ayam kampung ditawarkan Rp3 ribu perbutirnya.
Sementara harga cabai merah besar ditawarkan seharga Rp 31 ribu per kilo, cabai merah keriting Rp35 ribu per kilo, cabai rawit merah Rp48 ribu per kilo
Jika secara spesifik, di Pasar terong, per hari ini, beras premium berada dikisaran Rp15 ribu per kilo, sementara untuk beras medium Rp13 ribu per kilo.
Untuk gula pasir, digandrungi di harga Rp18 ribu per kilo, sementara, minyak goreng curah ditawarkan seharga Rp16 ribu per liter dan untuk minyak goreng kemasan premium seharga Rp21 per liter.
Sementara, telur ayam broiler ditawarkan seharga Rp50 ribu per rak atau Rp29 ribu per kilonya, sedangkan ayam kampung ditawarkan Rp3 ribu perbutirnya.
Sedangkan harga cabai merah besar ditawarkan seharga Rp 30 ribu per kilo, cabai merah keriting Rp35 ribu per kilo, cabai rawit merah Rp40 ribu per kilo
Di Pasar Pabaeng-Baeng, per hari ini, beras premium berada dikisaran Rp15 ribu per kilo, sementara untuk beras medium Rp13,5 ribu per kilo.
Untuk gula pasir, digandrungi di harga Rp18 ribu per kilo, sementara, minyak goreng curah ditawarkan seharga Rp17 ribu per liter dan untuk minyak goreng kemasan premium seharga Rp22 per liter.
Sementara, telur ayam broiler ditawarkan seharga Rp56 ribu per rak atau Rp29 ribu per kilonya, sedangkan ayam kampung ditawarkan Rp3 ribu perbutirnya.
Sedangkan untuk cabai merah besar ditawarkan seharga Rp 22 ribu per kilo, cabai merah keriting Rp30 ribu per kilo, cabai rawit merah Rp60 ribu per kilo
Sebelumnya Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (17/01) kemarin membahas stabilitas harga juga menyoroti sinkronisasi, koordinasi, dan pengendalian program swasembada pangan.
Budi Santoso menjelaskan bahwa harga kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, daging ayam, daging sapi, tepung terigu, bawang merah, dan bawang putih hanya mengalami kenaikan kecil, yakni sekitar Rp100 hingga Rp700.
Berdasarkan pantauan di 150 kabupaten/kota, harga beras medium naik dari Rp14.500 per kilogram (kg) pada Desember 2024 menjadi Rp14.600 pada awal Januari 2025, dan tetap stabil hingga pertengahan bulan.
“Untuk beras medium bulog, harganya tidak berubah sejak 16 Desember 2024 hingga pertengahan Januari 2025, yaitu tetap Rp12.600 per kg. Ini sedikit lebih tinggi dibandingkan HET (Harga Eceran Tertinggi) yang Rp12.500 per kg,” ungkapnya.
Namun, beberapa komoditas mencatat harga di atas acuan pemerintah. Harga gula pasir, misalnya, mencapai Rp18.300 per kg di pasar tradisional, lebih tinggi dari acuan pemerintah yang Rp17.500 per kg.
Begitu pula minyak goreng MinyaKita, yang dijual di pasar dengan harga Rp17.400 per liter, jauh melampaui HET yang ditetapkan Rp15.700 per liter.
Kenaikan terbesar terjadi pada komoditas cabai. Budi Santoso menyebut lonjakan harga cabai merah keriting, cabai merah besar, dan cabai rawit merah sangat signifikan.
“Harga cabai merah keriting naik dari Rp36.800 menjadi Rp54.300 per kg. Cabai merah besar dari Rp39.600 menjadi Rp55.500 per kg, dan cabai rawit merah melonjak dari Rp44.700 menjadi Rp77.100 per kg,” jelasnya.
Untuk menekan lonjakan harga dan menjaga stabilitas kebutuhan pokok, pemerintah berupaya mengoptimalkan rantai pasok, termasuk memaksimalkan penggunaan gudang Sistem Gudang Rakyat (SGR) yang selama ini kurang dimanfaatkan di 25 provinsi.
“Tentu pemerintah akan terus menjaga agar harga kebutuhan pokok tetap stabil. Salah satu upayanya adalah dengan memaksimalkan fungsi gudang penyimpanan bahan pangan yang selama ini idle,” pungkas Budi.
Disisi lain, Menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2025, Perum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) memastikan ketersediaan stok beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut.
Pemimpin Bulog Sulselbar, Akhmad Kholisun, menyebutkan bahwa saat ini stok beras yang tersimpan di gudang Bulog Sulselbar mencapai 257 ribu ton. Stok tersebut telah didistribusikan merata ke 11 cabang dan 41 gudang yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan dan Barat.
“Stok ini akan digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti penyaluran bantuan pangan, stabilisasi harga dan ketersediaan pangan (SKHP), serta bantuan bagi wilayah yang terdampak bencana alam,” ujar Akhmad.
Akhmad juga menegaskan bahwa jumlah stok tersebut sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama dalam menghadapi lonjakan permintaan selama bulan Ramadan dan Idul Fitri.
“Dalam rangka bulan Ramadan dan Idul Fitri 2025, stok kita sangat cukup untuk memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi,” tutupnya.
Dari total 257 ribu ton stok beras yang ada, 157 ribu ton merupakan beras PSO (Public Service Obligation) untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Sementara itu, 100 ribu ton lainnya merupakan beras komersial.
Selain memastikan ketersediaan beras, upaya untuk menjaga inflasi tetap terkendali juga menjadi perhatian utama. Pemerintah Kota Makassar, misalnya, menggelar program Gerakan Pangan Murah untuk membantu masyarakat, terutama menjelang hari-hari besar keagamaan.
Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, menyampaikan bahwa inflasi Kota Makassar pada periode Januari-Desember 2024 berada di angka 1,19 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi Sulawesi Selatan yang mencapai 1,23 persen.
Data tersebut dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar pada 2 Januari 2025. Hal ini menunjukkan bahwa berbagai intervensi, termasuk stabilisasi harga pangan, berhasil menjaga kestabilan ekonomi di tengah tantangan peningkatan permintaan.
Dengan dukungan stok beras yang melimpah dan program pemerintah yang proaktif, masyarakat di Sulawesi Selatan dan Barat diharapkan dapat menghadapi Ramadan dan Idul Fitri dengan tenang tanpa kekhawatiran kekurangan pangan.