
KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan event berskala besar seperti Makassar International Eight Festival and Forum (F8), namun menegaskan tidak akan lagi mengambil peran penuh sebagai penyelenggara utama.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengungkapkan bahwa konsep kerja sama dengan pihak eksternal menjadi alternatif realistis, mengingat keterbatasan sumber daya dan tugas utama pemerintah sebagai aparatur sipil negara.
Ia menyarankan agar pelaku kegiatan ekonomi atau komunitas kreatif lokal diberikan ruang untuk menjadi penggerak utama, sementara pemerintah memberikan dukungan.
“Kenapa tidak, makanya saya bilang ini kan dilihat seperti apa prosesnya. Kenapa tidak kalau itu kita bisa kolaborasi, tapi jangan lagi Pemkot yang laksanakan semua itu,” ujar Munafri, Rabu (07/05).
Menurutnya, peran pemerintah dalam kegiatan seperti F8 semestinya lebih pada sisi fasilitasi dan pendukung. Dengan keterlibatan swasta, beban pelaksanaan tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, sementara geliat ekonomi lokal tetap bisa ditingkatkan.
“Kalau memang untuk support kegiatan yang di Makassar, yang bisa mendatangkan banyak tamu, apakah itu wisatawan lokal maupun mancanegara, kenapa tidak. Kita butuh mengisi kamar-kamar kosong yang ada di hotel-hotel kota Makassar,” ujarnya.
Munafri juga menegaskan bahwa pemerintah tidak perlu selalu bertindak sebagai event organizer (EO). Sebaliknya, jika ada inisiatif dari masyarakat atau pelaku ekonomi kreatif, maka pemerintah siap memberi dukungan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dengan catatan kegiatan tersebut dapat membawa dampak positif bagi kota.
“Saya selalu tekankan jangan selalu jadi EO. Artinya begini, kalau ada usulan yang datang dari teman-teman penggerak ekonomi atau penggiat kegiatan yang ada di kota Makassar, biarkan mereka membuat, kita support pakai APBD kita,” tegasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa setiap kegiatan yang mendapat dukungan akan tetap dievaluasi. Jika hasilnya dianggap berhasil dan memberikan kontribusi nyata, maka dukungan untuk tahun berikutnya bisa ditingkatkan. Namun, bila dianggap kurang efektif, maka kegiatan tersebut akan dipertimbangkan kembali.
“Kita lihat, kita evaluasi. Kalau tahun ini bagus, kita tambah lagi untuk lebih baik lagi. Kalau jelek, kita kesampingkan,” pungkasnya.
Langkah ini menunjukkan arah kebijakan Pemkot Makassar yang lebih partisipatif dan terbuka terhadap kemitraan publik-swasta dalam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kota.
Untuk informasi, Gelaran F8 atau Makassar International Eight Festival and Forum merupakan event tahunan kota Makassar,
Tahun ini, F8 juga kembali masuk dalam Top 10 Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 Menteri Pariwisata.
Event ini menggabungkan delapan elemen utama yaitu fashion, film, food, fiction writers & font, folks, fine arts, fusion music, serta flora dan fauna.
F8 dinilai sebagai salah satu event unggulan berkontribusi terhadap pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Tahun ini, rencananya, F8 Makassar akan digelar pada 23–27 Juli 2025 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.