
KabarMakassar.com – Pemerintah Kota Makassar melakukan penyisiran dan efisiensi terhadap sejumlah pos anggaran dalam APBD Pokok tahun ini.
Langkah ini diambil untuk memastikan pelaksanaan program berjalan optimal tanpa berujung proyek mangkrak di akhir tahun.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengatakan bahwa efisiensi anggaran dilakukan dengan menahan beberapa kegiatan fisik, terutama pembangunan infrastruktur yang berisiko tidak rampung tepat waktu.
“Ada beberapa yang kemungkinan tidak bisa jalan. Contohnya, beberapa bangunan fisik. Kalau kita jalankan sekarang, apa iya akan selesai di akhir tahun? Kalau tidak, lebih bagus dianggarkan di anggaran pokok tahun depan supaya bisa langsung selesai tepat waktu,” ujar Munafri, Jumat (09/05).
Ia mencontohkan pembangunan rumah sakit yang berpotensi tidak selesai jika dimulai pada pertengahan tahun. Menurutnya, pembangunan seperti itu sebaiknya dianggarkan ulang pada tahun depan agar tidak menyisakan bangunan terbengkalai.
“Umpamanya Rumah Sakit (RS) kalau kita bangun sekarang, apa bisa selesai? Takutnya tidak selesai, akhirnya mangkrak lagi. Itu yang kita hindari,” jelasnya.
Salah satu proyek yang juga masuk dalam evaluasi adalah Makassar Government Center (MGC). Munafri menegaskan, proyek ini hanya akan dilanjutkan jika diyakini bisa diselesaikan dengan sempurna tahun ini.
“Kalau MGC mau dijalankan, ya kalau bisa selesai. Tapi kalau tidak selesai, apalagi yang mau dibikin? Dianggap berhenti lagi. Biarkan dia selesai sampai sempurna, benar-benar baru kita pakai,” katanya.
Munafri menekankan bahwa prioritas utama bukan pada siapa yang membangun, melainkan untuk apa proyek tersebut dibangun.
Hal ini menurutnya penting agar setiap program benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Ini bukan masalah siapa yang bangun, tapi untuk apa ini dibangun. Itu yang mau kita lakukan,” tegasnya.
Selain proyek fisik, efisiensi juga menyasar ke pengadaan seperti motor listrik untuk pengangkutan sampah. Ia memastikan, program seperti itu juga ikut dievaluasi dalam proses penyisiran anggaran.
“Iya, pastilah. Banyak sekali hal-hal yang harus kita selesaikan,” ujarnya.
Hingga saat ini, anggaran yang telah berhasil disisir mencapai sekitar Rp560 miliar. Meski sebagian besar sudah ditemukan, masih ada ruang untuk efisiensi tambahan.
“Ada beberapa kemarin, tadi kalau tidak salah sudah sampai Rp560 miliar kurang lebih. Ini kita lagi cari-cari akan dipres di tempat mana lagi,” ungkap Munafri.
Ia memperkirakan angka efisiensi maksimal bisa mencapai Rp650 miliar. Namun, ia menegaskan bahwa penyisiran akan dilakukan secara selektif agar program prioritas tetap berjalan.
“Masih ada potensi bertambah, tapi tak banyak lagi. Maksimal Rp650 miliar,” pungkasnya.