
KabarMakassar.com – Anggota DPR RI Komisi VI, asal Sulawesi Selatan (Sulsel) Ismail Bachtiar, menyampaikan apresiasi mendalam atas keberhasilan PT PLN (Persero) menghadirkan layanan listrik 24 jam di Kampung Menra, Kecamatan Sinjai Barat, Sulawesi Selatan.
Ia menyebut capaian ini bukan hanya keberhasilan teknis, tetapi juga buah dari aspirasi rakyat yang konsisten diperjuangkan di parlemen.
“Saya bersyukur dan bangga. Ini bukti nyata bahwa ketika aspirasi rakyat didengar dan dikawal serius, hasilnya bisa mengubah hidup masyarakat. Kampung Menra hari ini bukan hanya terang secara fisik, tapi juga harapannya semakin hidup,” ujar Ismail, Selasa (03/06).
Kata Ismail, Kampung Menra merupakan daerah terpencil di pegunungan Desa Arabika, selama puluhan tahun bergantung pada lampu minyak dan sambungan listrik darurat dari dusun sebelah.
Aksesnya yang ekstrem menempuh jalur darat selama 4 jam dari Makassar menjadikannya tertinggal dalam infrastruktur dasar, termasuk listrik.
Melalui kolaborasi PLN dan dorongan aspiratif dari legislatif, kini 28 Kepala Keluarga di Kampung Menra menikmati listrik 24 jam penuh. Bagi warga, ini bukan sekadar penerangan ini adalah awal dari kehidupan yang lebih sehat, produktif, dan layak.
Ismail Bachtiar menegaskan, pengawalan aspirasi di level nasional bukan hanya soal penganggaran, tetapi juga menyangkut keadilan energi.
“Sebagai wakil rakyat, saya terus dorong agar kawasan tertinggal juga mendapat hak yang sama. Listrik adalah hak dasar. Kami di DPR tidak boleh hanya bicara di kota, tapi harus menjangkau desa terpencil,” ungkapnya.
Ia menyebut Kampung Menra sebagai contoh nyata bagaimana sinergi antara pemerintah pusat, PLN, dan aspirasi masyarakat dapat menghadirkan perubahan konkret.
General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah, menjelaskan perjuangan membawa listrik ke Kampung Menra bukan hal mudah. Medan berbatu, hujan deras, hingga jalan longsor menjadi tantangan berat bagi petugas.
Namun, berkat kolaborasi dengan masyarakat dan dukungan legislatif, pembangunan Jaringan Tegangan Rendah 1,55 kms dan gardu 50 kVA berhasil diwujudkan. Edyansyah menegaskan komitmen PLN mendorong keadilan energi hingga pelosok negeri.
“Ini bagian dari misi besar PLN untuk menghadirkan listrik bagi semua. Rasio elektrifikasi Sulsel kini sudah 99,99%, dan kami tidak akan berhenti sampai semua wilayah merasakan terang yang sama,” ujarnya.
Peresmian listrik Kampung Menra menjadi penanda bahwa kerja-kerja legislator tak selalu berhenti di ruang sidang. Ismail Bachtiar menyebut ini sebagai ‘kemenangan kecil’ untuk rakyat kecil yang telah lama terabaikan.
“Ini bukan proyek pencitraan. Ini kerja nyata untuk menjawab hak dasar masyarakat. Dan kami akan terus perjuangkan agar desa-desa lain segera menyusul,” tutupnya.
Sementara itu, kehadiran listrik disambut haru oleh warga. Nur (32), ibu rumah tangga, mengaku kini anak-anaknya bisa belajar dengan layak tanpa diejek karena wajah menghitam akibat lampu pelita.
“Dulu anak saya sampai diejek teman karena pakai lampu minyak. Sekarang, anak-anak bisa belajar malam hari dengan terang. Terima kasih kepada PLN dan Pak Ismail yang sudah perjuangkan ini,” tuturnya.
Ani (32) menambahkan, dulu ia harus membayar Rp100 ribu per bulan ke kampung sebelah untuk mendapatkan listrik seadanya. Kini, cukup Rp20 ribu per bulan untuk listrik 24 jam penuh.
“Tentu kami sangat bersyukur untuk kondisi sekarang,” ujarnya singkat.