Launching Program SisBerdaya 2025, DANA Perkuat Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas

2 days ago 7

KabarMakassar.com — Upaya untuk mewujudkan perekonomian yang inklusif kembali mendapatkan dorongan melalui peluncuran program SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 oleh DANA dan Ant International.

Program ini menargetkan perempuan, termasuk perempuan penyandang disabilitas, sebagai pelaku utama pemberdayaan melalui pelatihan, pendampingan, dan kompetisi bisnis.

Program yang memasuki tahun ketiganya ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), mendorong inovasi, serta menjembatani kesenjangan gender yang masih nyata di sektor ekonomi.

Peluncuran resmi digelar dalam konferensi pers pada Rabu (07/05), dengan dukungan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Bank Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia, Sri Noerhidajati, menegaskan pentingnya program ini dalam mendukung agenda keuangan inklusif nasional.

Ia menyebut, Bank Indonesia mengapresiasi inisiatif untuk membuka peluang baru bagi UMKM untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing.

“Inisiatif seperti SisBerdaya dan DisBerdaya yang diadakan oleh DANA dan Ant International, menunjukkan bagaimana kerja sama antar sektor bisa mendorong inklusi ekonomi. Hal ini sangat penting, terutama untuk perempuan dan kelompok disabilitas,” ujarnya.

Keuangan inklusif dinilai menjadi kunci untuk mencapai Asta Cita dan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.

Dalam konteks ini, pemberdayaan perempuan menjadi pilar utama. Akses perempuan terhadap layanan keuangan formal dan teknologi digital dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Program SisBerdaya dan DisBerdaya merupakan bentuk konkret dari komitmen ini, mengusung semangat kolaborasi lintas sektor yang menyasar UMKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia.

Data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2024 menunjukkan bahwa dari sekitar 65 juta UMKM yang tersebar di Indonesia, lebih dari 60 persen dimiliki oleh perempuan.

UMKM sendiri menyumbang lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hampir 97 persen tenaga kerja nasional.

Direktur Komunikasi DANA, Olavina Harahap, menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi UMKM perempuan dan penyandang disabilitas masih sangat kompleks, mulai dari keterbatasan akses pasar, minimnya keterampilan, hingga keterbatasan jejaring dan mentoring.

“Survei internal kami pada 2024 menunjukkan bahwa 74 persen UMKM perempuan kesulitan mengakses pasar. Selain itu, 57 persen mengalami hambatan dalam meningkatkan keterampilan. Sementara itu, 51 persen kesulitan membangun jejaring. Melalui SisBerdaya dan DisBerdaya, kami berkomitmen untuk memperluas akses terhadap teknologi, inklusi dan literasi keuangan, dan pendampingan bisnis demi meningkatkan daya saing UMKM,” jelasnya.

Program ini bukan hal baru, sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2023, SisBerdaya dan DisBerdaya telah memberi dampak nyata bagi ribuan pelaku usaha perempuan.

Lebih dari 4.500 pelaku UMKM telah mengikuti program ini, mencakup peserta dari 29 provinsi di seluruh Indonesia. Berdasarkan evaluasi internal, rata-rata kapasitas produksi para finalis dan pemenang meningkat hingga 126 persen, dan pendapatan mereka naik hingga 113 persen.

Tak hanya itu, 99 persen peserta menyatakan bahwa pendanaan dari program ini sangat membantu perkembangan bisnis mereka.

Sebagai perusahaan teknologi finansial, DANA terus mendorong pemanfaatan teknologi digital yang aman dan inklusif, khususnya dalam pemberdayaan pelaku UMKM. Program SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 mengusung tema “Memajukan Bisnis dengan Teknologi,” dan menghadirkan materi pelatihan terkait pemasaran digital hingga pemanfaatan kecerdasan buatan (AI). Kurikulum disusun untuk menjawab tantangan nyata di lapangan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Program SisBerdaya 2025 menyasar dua kategori pelaku usaha, kategori mikro dengan pendapatan Rp10–30 juta per bulan dan 0–3 karyawan, serta kategori ultra mikro dengan pendapatan Rp1–10 juta per bulan dan 4–10 karyawan. Sementara DisBerdaya secara khusus ditujukan untuk perempuan penyandang disabilitas pemilik usaha.

Peserta DisBerdaya tahun ini akan diseleksi melalui kerja sama dengan berbagai organisasi yang fokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas, seperti Ego Amote, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), INKLUSI, Menembus Batas, dan TPAKD Kabupaten Garut.

Senior Director Government Affairs and Strategic Development Ant International untuk Indonesia dan Filipina, Wilson Siahaan, menegaskan bahwa program ini juga bagian dari komitmen lebih besar untuk membangun inklusi digital di kawasan Asia Tenggara.

Ia menyebut Melalui SisBerdaya dan DisBerdaya, pihaknya ingin mengapresiasi semangat kewirausahaan perempuan serta mendukung mereka secara finansial dan dalam peningkatan kapasitas bisnis.

“Di tahun ini, kami menargetkan lebih dari 5.000 UMKM perempuan untuk bergabung. Dengan memberikan akses kepada teknologi terbaru, termasuk AI, kami berharap peserta dapat meningkatkan bisnis mereka. Ini akan memperkuat ketahanan usaha dan membuka lebih banyak peluang di pasar global,” kata Wilson.

Pendaftaran untuk SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 dibuka mulai tanggal 7 hingga 29 Mei 2025. Setelah proses pendaftaran, akan dilakukan seleksi untuk memilih 180 peserta terbaik yang berhak mengikuti pelatihan dan pendampingan daring. Selanjutnya, 30 peserta dengan proposal bisnis terbaik akan mendapatkan pelatihan intensif secara luring di Jakarta.

Puncak acara akan digelar dalam bentuk Grand Final pada bulan Agustus, di mana para finalis akan mempresentasikan produk dan potensi bisnis mereka di hadapan dewan juri.

Para pemenang akan mendapatkan total hadiah hingga Rp750 juta, selain jaringan, pelatihan, dan eksposur bisnis yang lebih luas.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news