Pengurus Koseta saat mengunjungi Griya Harian Jogja, Rabu (19/2/2025). Kunjungan tersebut ditemui langsung Senior Content Manajer Harian Jogja, Maya Herawati. - Harian Jogja / Ujang Hasanudin
JOGJA-Koperasi Jasa Seniman dan Budayawan Yogyakarta (Koseta) lahir kembali (Reborn) setelah menggelar Musyawarah Anggota Luar Biasa pada hari 20 Desember 2024 di Art Gallery Sapto Hoedojo. Koseta saat ini bukan sekedar melestarikan kebudayaan dan kesenian, namun lebih dari itu untuk kesejahteraan para seniman dan budayawan.
Setelah Musyawarah Luar Biasa, Koseta akan menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2024 pada 22 Februari 2025 besok di Ndalem Pujokusuman, Mergangsan, Jogja. Ketua Pengurus Koseta, Sigit Sugito mengatakan dengan lahirnya kembali Koseta, maka, terjadi perubahan juga pada kepengurusan, tata kelola organisasi, hingga visi misi Koseta ke depan.
“Koseta reborn diharapkan dikelola profesional mengacu pada undang-undang perkoperasian. Organisasi jalan terpenuhi, badan hukum dari aspek legalitas terpenuhi sesuai standar, laporan keuangan jelas, serta sistem transaksi tercatat dengan baik,” katanya saat mengunjungi Griya Harian Jogja, Rabu (19/2/2025).
Secara rinci, Sugito memaparkan poin dari lahirnya Koseta adalah tertib administrasi, membuka kembali keanggotaan, keanggotaan yang lama di kontak ulang, segala hal yang bersifat keuangan diselesaikan dengan cermat dan diputihkan, addendum Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) merubah Simpanan Pokok dari
Rp1.000.000 menjadi Rp100.000.
Kemudian menyesuaikan jenis usaha sesuai Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), untuk mengurus pendaftaran Administrasi Hukum Umum (AHU) ke Kemenkumham dan mengurus Nomor Induk, dan Berusaha (NIB)
Lebih lanjut Sugito menjelaskan sejarah panjang Koseta yang dimulai dari 1998 silam sebagai wadah para seniman dan budayawan, namun tidak memiliki badan hukum hingga 2016 lalu. Koseta baru memiliki legalitas koperasi pada 2017 lalu. Namun , Koseta tetap hidup dengan aktivitas kegiatan luar biasa yang mengapresiasi dan mengeksekusi gagasan tentang seni dan budaya.
Tetapi soal tertib administrasi, penguatan kelembagaan, pengkaderan Sumber Daya Manusia (SDM), tetap menjadi prioritas nomor belakang. “Akhirnya menyadari Koseta perlu dioperasi, diperbaiki, diperbarui dengan semangat lahir kembali melalui Muslub RAt tahun lalu,” paparnya.
BACA JUGA: Siasati Efisiensi Anggaran untuk UMKM, Dinas Gandeng BUMD hingga Swasta
Manajer Utama Koseta, Sugeng Iman Diryo mengatakan dengan semangat baru ini, Koseta diharapkan tak hanya sebagai ajang kumpulan para seniman dan budayawan yang menghasilkan wacana, tapi lebih jauh sampai profit oriented. “Anggota harus ada kesejahteraan,” ucapnya.
Oleh karena itu pihaknya akan membuat berbagai program dan kegiatan yang bisa menunjang pengembangan seniman dan budayawan, sekaligus kesejahteraannya.
Ketua Bidang Organisasi dan Perencanaan Koseta, Djoko Juniwarta menambahkan memang banyak seniman yang sudah bisa menghidupi diri dan keluarganya melalui karya, namun tidak sedikit juga seniman yang nasibnya kurang beruntung secara ekonomi, meski secara karya yang dihasilkan luar biasa.
Ia berharap para seniman tidak hanya menunggu event-event yang digelar oleh pemerintah maupun pihak swasta untuk bisa tampil dan mendapat bayaran. Namun bagaimana seniman bisa berkolaborasi untuk menggelar kegiatan rutin dan para seniman bisa mendapatkan gaji yang rutin juga. “Maka kita nantinya akan membangun bank karya. Seniman yang punya karya kita katalisator. Kemudian kita juga akan bikin dana abadi. Dengan ini harapannya seniman tidak lagi mengandalkan proposal ke dinas-dina,” tandasnya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News