OJK Yakin Kinerja Multifinance Mobil Listrik Tetap Tumbuh

3 hours ago 3

Harianjogja.com, JAKARTA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pembiayaan kendaraan listrik hingga akhir 2025 tetap meningkat seiring menjelang berakhirnya insentif impor utuh (CBU) untuk mobil listrik murni.

Semula, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman melaporkan bahwa outstanding pembiayaan kendaraan listrik pada Agustus 2025 terus meningkat.

“Pembiayaan kendaraan listrik pada Agustus 2025 meningkat 5,19% MtM menjadi 19,45 triliun,” katanya dalam jawaban tertulis RDK September, dikutip Kamis (16/10/2025).

Adapun, lanjutnya, porsi penyaluran pembiayaan kendaraan listrik sebesar 3,65% dari total penyaluran pembiayaan di industri pembiayaan alias multifinance.

“Sebab itu, permintaan kendaraan listrik diperkirakan tetap meningkat menjelang berakhirnya insentif, sehingga dapat mendorong kinerja pembiayaan kendaraan listrik hingga akhir tahun 2025,” tegas Agusman.

Sementara itu, Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman berpendapat penghentian insentif ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi nasional karena produsen diharapkan membangun pabrik di Indonesia.


Namun demikian, lanjutnya, CNAF tak menampik penghentian insentif itu bisa berdampak pada segmen market ke depannya. Kendati demikian, Ristiawan tetap optimistis bahwa pembiayaan kendaraan listrik tetap dapat tumbuh.

“Karena CNAF meyakini karakteristik masyarakat saat ini yang telah mulai memikirkan efisiensi dan keberlanjutan serta upaya pemerintah dalam membangun ekosistem kendaraan ramah lingkungan di Indonesia,” jelasnya.

Sebagai informasi, per Agustus 2025 CNAF menyalurkan pembiayaan baru untuk kendaraan listrik sebesar Rp842 miliar. Angka tersebut tumbuh 96% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp430 miliar.

Adapun, praktisi sekaligus pengamat industri pembiayaan Jodjana Jody berpandangan penghentian insentif ini bagus karena kini saatnya importer yang selama 2 tahun menerima fasilitas memberikan kontribusi melalui perakitan BEV di dalam negeri.

Meski begitu, dia mengemukakan insentif kemarin ini sebenarnya belum berkorelasi kuat dengan pembiayaan mobil listrik. Pasalnya, kebanyakan dari mereka yang membeli mobil listrik adalah sebagai additional cars dan membayar secara tunai.

“Multifinance selama ini belum tergantung mobil listrik. Komposisi mobil non-BEV masih 90% lebih dan bila BEV hanya 10% serta mayoritas masih pakai pembayaran tunai, maka terlihat industri pembiayaan msh mengandalkan segmen tradisional,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news