ITF Bawuran yang siap beroperasi mengolah sampah di wilayah Bantul dan Kota dengan kapasitas 50 ton sampah residu per hari, Selasa (11 - 3 / 2025)
Harianjogja.com, BANTUL—Wilayah Bawuran, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul tengah disiapkan sebagai lokasi pengolahan sampah dengan sistem waste to energy bila daerah ini ditunjuk pusat sebagai lokasi pengolahan dari sampah menjadi energi listrik.
"Ya kalau kajian sistem pengolahan sampah waste to energy itu seperti apa kita belum tahu, cuma lokasi yang sudah dapat izin Pak Gubernur memang di Bawuran kurang lebih enam hektare," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul Ari Budi Nugroho di Bantul, Selasa.
Namun demikian sistem pengolahan sampah menjadi energi listrik yang kemudian hasilnya dibeli oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) tersebut seperti apa, pemerintah daerah Bantul masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
"Termasuk kemudian kalau misalnya sistem itu dilakukan, sumber sampah harus butuh berapa kita juga belum tahu, prinsipnya kebijakan pemerintah tetap kita dukung," katanya.
BACA JUGA: ITF Bawuran Resmi Beroperasi, Tahap Awal Olah Sampah 50 Ton per Har
Ari mengatakan wilayah Kelurahan Bawuran yang saat ini juga dikembangkan pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Pusat Karbonasi itu dinilai paling siap menjadi industri pengolahan sampah waste to energy karena dulunya menjadi lokasi tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST).
"Jadi, secara sosialnya mendukung, dan memang dalam artian berbeda kalau itu (waste to energy) di lokasi baru, dan yang berikutnya karena memang sudah ada izin dari Pak Gubernur," katanya.
Kepala Bappeda juga menjelaskan di wilayah Bantul saat ini juga telah memiliki sejumlah TPST dan fasilitas pengolahan sampah, sehingga ketika terdapat pengolahan sistem waste to energy nantinya, bagaimana dengan tata kelola sampah, mengingat nanti juga menampung sampah dari wilayah DIY.
"Kita juga punya beberapa fasilitas pengolahan sampah, kira kira bagaimana, ini masih berproses, prinsipnya kalau itu kebijakan pemerintah pusat kita dukung, cuma nanti yang belum tahu konkretnya seperti apa, kita masih perlu diskusi, perlu rembukan rembukan lebih lanjut," katanya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih sebelumnya mengatakan, atas instruksi Presiden Prabowo Subianto, pola pengelolaan sampah diarahkan kepada sistem 'waste to energy', sampah menjadi energi yang akan dibeli PLN, dengan harga layak untuk menutup operasional produksi energi dari sampah.
"Dan Insya Allah kemungkinan besar akan dibangun di Bantul, kita juga menyambut baik karena Bantul tersebut sampai sekarang pun masih menjadi tumpuan pengelolaan sampah tingkat regional DIY," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara