Pengelola budi daya magot Bank Sampah Sido Mulyo Kotabaru, Jumeno, memberi makan burung miliknya dengan magot, beberapa waktu lalu. - Istimewa - Dokumen Pemkot Jogja
Harianjogja.com, JOGJA—Budi daya magot menjadi salah satu metode efektif dalam pengelolaan sampah organik. Dengan magot, sampah organik bisa terurai dan magot bisa digunakan menjadi pakan unggas seperti burung dan ayam.
Sistem pengelolaan sampah menjadi pakan magot ini dilakukan pengelola Bank Sampah Sido Mulyo Kotabaru, Jumeno. Ia menjelaskan budi daya magot yang dia lakukan belum berskala besar, namun bisa menghasilkan magot sebagai pakan burung.
Jumeno mengungkapkan dalam sekali panen biasanya berkisar sekitar 0,5 kilogram magot. Ia memanfaatkan hasil produksi magot ini untuk pakan ternak milik warga sekitar yang membutuhkan. "Magot yang kami hasilkan biasanya untuk pakan burung maupun pakan ayam milik warga. Warga tidak keluar uang lagi untuk membelikan pakan untuk ternak mereka," katanya, beberapa waktu lalu.
Magot memiliki banyak manfaat bagi unggas, terutama sebagai sumber pakan bergizi tinggi dan alternatif pakan yang ramah lingkungan. Magot kaya akan protein, lemak, dan mineral yang dibutuhkan oleh unggas untuk pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, magot juga dapat membantu mengurangi limbah organik dan mengurangi bau tidak sedap dari kotoran unggas.
Dalam sehari, magot mampu mengurangi sampah organik sekitar satu kilogram. Sampah organik ini terdiri dari sisa nasi, sisa sayur, kulit pisang, kulit papaya, dan lainnya. "Sampah sisa makanan didapatkan dari warga sekitar anggota Bank Sampah Sido Mulyo yang rutin menyetorkan sampah sisa makanan," ungkapnya.
Budi daya magot ini sudah dilakukannya sejak 2023, yang berawal dari adanya mentor perorangan yang melatih budi daya magot. Saat ini, di Kotabaru sudah ada setidaknya dua pembudidaya magot.
Ketua Bank Sampah Sido Mulyo, Surtinah, berharap bisa mendapat dukungan dari Pemkot Joga untuk pelatihan dan pendampingan budi daya magot, agar bisa terus berkembang. "Karena dulu pelatihannya cuma dari perorangan. Jadi kalau dari instansi terkait mengadakan pelatihan, mungkin bisa berkembang lebih banyak,” paparnya.
Salah satu anggota Bank Sampah Sido Mulyo, Atang Ponco Setiawan, mengaku terbantu dengan adanya bank sampah ini. "Dulu warga sempat kesulitan untuk membuang sampah. Sekarang baik sampah organik maupun anorganik bisa ditampung di bank sampah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News