Harianjogja.com, BANTUL - Tim sepak bola kebanggaan masyarakat Kota Geplak, Persiba Bantul telah lama terpuruk hingga tujuh tahun lamanya di Liga 3 setelah terdegradasi dari Liga 2 pada 2017. Hal ini pun mendapat sorotan dari eks pelatih, Sajuri Syahid yang pernah berjasa membawa Persiba juara Divisi Utama 2010/2011.
Sajuri yang kini menjadi guru olahraga SMA Negeri 1 Sewon meminta manajemen Persiba Bantul agar lebih serius dalam mengelola tim. Ia mengkritisi manajemen yang dinilai hanya asal jalan dan tidak membawa kemajuan signifikan bagi Laskar Sultan Agung.
“Mungkin masalah keseriusan dari yang mengelola. Kaitannya sepak bola itu dengan dana. Kalau hanya sekedar asal jalan ya seperti itu, sekarang menurut saya belum dikelola dengan baik” ujar Sajuri Syahid, Rabu (7/5/2025).
Selain itu, Sajuri menilai kualitas tim termasuk pelatih yang dimiliki Persiba dinilai belum maksimal. Menurutnya, pelatih harus memiliki kualitas di atas rata-rata agar tim dapat bersaing di era sepak bola profesional.
“Yang kedua kualitas tim, misalkan kualitas dari pelatih itu sendiri. Karena tidak bisa dengan sepak bola yang kita sudah profesional tapi kualitas pelatih hanya tanggung-tanggung, itu tidak bisa,” tandasnya.
Pada Liga 3 musim 2024/2025, Persiba Bantul bahkan tersingkir di babak grup dengan hanya menempati peringkat ke-5 dari delapan tim. Laskar Sultan Agung menorehkan rekor negatif tiga kemenangan, dua hasil imbang, dan tujuh kekalahan.
Beruntung, Persiba masih selamat dari ancaman degradasi ke Liga 4. Mereka memuncaki klasemen grup fase play-off degradasi di atas PSDS Deli Serdang, Persikab Kabupaten Bandung, 757 Kepri Jaya, dan PSCS Cilacap.
Sajuri pun masih menaruh harapan tinggi terhadap Persiba. Ia ingin satu-satunya klub profesional yang pernah dilatihnya ini dapat segera promosi ke kasta lebih tinggi.
“Paling tidak Persiba harus bisa berprestasi lebih baik lagi. Misalkan kalau sekarang di Liga 3, paling tidak besok bisa promosi ke Liga 2,” harap Sajuri.
“Kalau bisa di Kabupaten Bantul ada tim sepak bola profesional yang bisa menggairahkan pesepakbolaan, tidak hanya di Bantul tapi di Jogja pada umumnya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News