Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih saat panen perdana bawang merah di Lumbung Mataraman di Kalurahan Piyaman, Wonosari. Selasa (14/10 - 2025). Foto Istimewa Humas Pemkab Gunungkidul
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Petani di Lubung Mataraman di Kalurahan Piyaman, Wonosari melakukan panen perdana komoditas bawang merah. Diharapkan adanya program bantuan keuangan khusus (BKK) dari Pemerintah DIY ini dapat menjadi pengungkit kesejahteraan masyarakat.
Lurah Piyaman, Tugino mengatakan, tahun ini mendapatkan BKK dari Dana Keistimewaan sekitar Rp600 juta untuk membangun Lumbung Mataraman di Padukuhan Kemorosari 2. Total anggaran ini cair ditermin pertama sebesar Rp269 juta dan termin kedua Rp330 juta.
“Lumbung Mataraman kita bangun di tanah kas desa dengan luas 1,5 hektare,” kata Tugino, Selasa siang.
Dia menjelaskan, Lumbung Mataraman salah satunya dimanfaatkan untuk budidaya bawang merah varietas Tajuk (Thailand-Nganjuk). Adapun pengelolaan melibatkan 11 kelompok tani dan empat kelompok Wanita tani.
“Benih bawang merah yang ditanam seberat satu kuintal,” katanya.
Tugino mengatakan, upaya para petani didalam pemeliharaan telah membuahkan hasil. Selasa siang mulai dilakukan panen perdana yang disaksikan langsung oleh Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih.
“Hasilnya mencapai satu ton dengan harga jual Rp25.000 per kilonya. Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat,” katanya.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntaringinsih memberikan apresiasi terhadap pembangunan pengelolaan Lumbung Mataraman di Kalurahan Piyaman. Namun, ia berharap dalam pengelolaan mengedepankan prinsip produktivitas dan efisiensi.
Menurutnya, setiap petani perlu memperhitungkan seluruh aspek biaya produksi, termasuk tenaga dan transportasi, agar hasil pertanian benar-benar memberikan keuntungan. “Petani harus menghitung semuanya agar tetap untung. Mari kita lestarikan karena bertani adalah bagian dari budaya. Dari budaya inilah lahir kemampuan ekonomi keluarga,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Siyam Arjayanti mengatakan, pembangunan Lumbung Mataraman merupakan tindak lanjut dari arahan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Diharapkan program ini bisa dikolaborasikan dengan Koperasi Merah Putih sehingga bisa melengkapi agar terbentuk rantai nilai yang berkelanjutan.
“Hasil dari Lumbung Mataraman bisa dipasarkan melalui koperasi merah putih sehingga keberadaannya dapat saling melengkapi. Terkhusus, dalam upaya menyejahterakan masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News