Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menggelar table top di Akasia Ballroom Savana Hotel, Malang, Jawa Timur, Selasa (10/6 - 2025). Ist
JOGJA—Dalam rangka meningkatkan okupansi hotel dan restoran serta kunjungan ke Daerah Istimewa Yogyakarta, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menggelar table top di Akasia Ballroom Savana Hotel, Malang, Jawa Timur, Selasa (10/6/2025).
Dikatakan Muhtar Habibi, Ketua Panitia, kegiatan ini berkomitmen mendorong pertumbuhan industri pariwisata yang inklusif, berkelanjutan. "Dan berbasis kearifan lokal," tandasnya.
BACA JUGA: PHRI DIY Sebut Reservasi Hotel pada Mei 2025 Sekitar 40-65 Persen
Kegiatan bertemakan "Guyub Rukun Sesarengan ke-9" diikuti 60 seller dari hotel dan restoran anggota PHRI se-DIY. "Sebagai bagian dari upaya mempererat sinergi antarpelaku industri pariwisata dan meningkatkan kolaborasi lintas daerah," ungkap Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono.
Dalam acara tersebut mempertemukan pelaku industri pariwisata dari Yogyakarta dan 80 buyer dari Malang, Jawa Timur, mulai dari hotel, restoran, biro perjalanan hingga destinasi wisata. Ada pula unsur asosiasi seperti ASITA, BAPTA, ASPERWI, ASMIPA, IPI, ASPPI, ASITINDO dan MTC.
"Dalam forum business to business bertujuan memperluas jaringan dan potensi kerjasama antardaerah," kata Deddy.
Menurut Deddy, kegiatan tersebut juga merupakan bentuk nyata semangat kolaborasi dan promosi pariwisata yang berkelanjutan. Melalui table top "Guyub Sesarengan", PHRI DIY mengenalkan potensi wisata DIY. "Sekaligus membuka ruang kerjasama dua arah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara," papar Deddy.
Kegiatan yang digelar secara mandiri selama sehari tanpa bantuan dari pemerintah, tapi dari hasil iuran, berupa pemaparan potensi pariwisata DIY -- utamanya usaha perhotelan dan restoran -- serta matchmaking bisnis. Melalui ramah tamah bisa mempererat hubungan personal antarpelaku usaha. "PHRI DIY sekarang mandiri," kelakar Deddy.
Dalam kesempatan tersebut kegiatan yang diadakan PHRI DIY mendapat dukungan dari PHRI Malang, Dinas Pariwisata Kota Malang dan asosiasi pelaku industri lainnya, sebagai langkah strategis membangun jejaring promosi bersama antar destinasi wisata utama di Indonesia.
Pasar dari Malang cukup bagus. Sebab, aksesnya mudah dan jaraknya tidak terlalu jauh. Dan seperti disampaikan Drs Benny Sampirwanto, M.Si, Asisten 1 Setda Jawa Timur, kegiatan yang diadakan PHRI DIY memberikan dampak positif terhadap pendapatan daerah. "Mewujudkan bukti nyata promosi Kota Malang dan kolaborasi di bidang pariwisata," kata Benny Sampirwanto mewakili Gubernur Jawa Timur.
Benny sangat bangga kegiatan table top PHRI DIY tidak ada bantuan dari pemerintah terkait. "Ini sangat bagus kegiatan dengan biaya sendiri," kelakarnya.
Sepanjang Januari - Mei 2025 Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE) dari pemerintah masih di bawah 10%. Dibandingkan tahun lalu, Deddy yang didampingi Joko, Rini dan Aldy Fadhil Diganto dari Divisi Buyer, menyebut masih jauh karena normalnya 40%-60%.
Deddy berharap pemerintah pusat bisa kucurkan dana untuk pemerintah daerah agar dibelanjakan ke hotel dan restoran. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News