PADANG, KLIKPOSITIF – Politeknik Negeri Padang (PNP) resmi memulai proses pemilihan Direktur untuk masa jabatan 2025–2029. Momentum ini menjadi tonggak penting bagi institusi dalam menentukan arah baru kepemimpinan yang diharapkan mampu menjawab tantangan pendidikan vokasi yang kian dinamis dan kompetitif.
Ketua Panitia Pemilihan Alhapen Ruslin Chandra mengatakan bahwa pemilihan ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip transparansi, akuntabilitas, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen kampus.
PNP berkomitmen untuk menjadikan proses ini sebagai cerminan tata kelola yang profesional dan terbuka. Karena PNP menyadari bahwa kepemimpinan yang kuat, berintegritas, dan visioner merupakan pilar utama dalam menjawab tantangan zaman.
“Oleh karena itu, proses pemilihan ini dirancang tidak hanya sebagai rutinitas administratif, melainkan sebagai panggung lahirnya pemimpin transformatif yang mampu membawa PNP lebih jauh dalam peta pendidikan nasional dan internasional,” kata Alhapen dalam siaran resmi yang diterima KLIKPOSITIF, Sabtu (5/7/2025).
Alhapen menjelaskan bahwa seluruh tahapan pemilihan akan dilaksanakan dengan merujuk pada peraturan perundang-undangan serta pedoman dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
“Semua informasi, mulai dari jadwal, syarat administratif, prosedur seleksi, hingga ketentuan teknis lainnya disediakan secara terbuka dan dapat diakses oleh publik melalui laman resmi pemilihan: https://pildir.pnp.ac.id,” ujar Alhapen.
Transparansi ini, menurut Alhapen, adalah bentuk komitmen PNP untuk menciptakan iklim demokrasi kampus yang sehat dan partisipatif. “Kami ingin proses ini menjadi cerminan tata kelola yang akuntabel dan profesional. Setiap tahapan akan dikawal dengan integritas tinggi demi menghasilkan pemimpin terbaik untuk PNP,” katanya.
Sesuai jadwal yang ditetapkan, pendaftaran bakal calon Direktur akan dibuka mulai 21 Juli 2025. Adapun persyaratan utama bagi calon pendaftar mencakup jabatan akademik minimal Lektor, status sebagai dosen tetap di lingkungan perguruan tinggi, memiliki rekam jejak kepemimpinan, serta integritas dan etika akademik yang tidak tercela.
Di samping itu, calon juga diharapkan memiliki visi kuat dalam pengembangan pendidikan vokasi berbasis kebutuhan industri dan tantangan global. Semua dokumen persyaratan yang dikumpulkan oleh bakal calon akan melalui tahap verifikasi administratif oleh Panitia Pemilihan. “Hanya mereka yang lolos verifikasi ini yang berhak melangkah ke tahap berikutnya,” ujar Alhapen.
Tahapan selanjutnya adalah seleksi terbuka, di mana para calon akan mempresentasikan visi, misi, dan program kerja mereka di hadapan Senat Politeknik Negeri Padang. Dalam tahap ini, bukan hanya gagasan yang diuji, tetapi juga kapasitas kepemimpinan, kemampuan komunikasi, serta kedalaman pemahaman terhadap tantangan dan peluang dunia vokasi ke depan.
“Penilaian kelayakan dilakukan secara menyeluruh dan objektif oleh berbagai unsur, termasuk panitia internal dan perwakilan Kementerian, yang akan menjadi pihak penentu akhir dalam penetapan Direktur terpilih,” bebernya.
Senat PNP akan memainkan peran penting dengan memberikan rekomendasi dan pertimbangan terhadap calon-calon yang dinyatakan layak. “Setelah seluruh proses selesai, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI akan menetapkan Direktur PNP periode 2025–2029 secara resmi,” katanya.
Di tengah arus perubahan global dan tuntutan dunia industri yang semakin kompleks, pendidikan vokasi dituntut untuk lebih responsif, inovatif, dan adaptif. Dalam konteks ini, sosok Direktur PNP memegang peran sentral dalam mendorong transformasi kelembagaan, merancang kurikulum berbasis kebutuhan dunia kerja, memperluas jejaring kemitraan, serta membangun budaya akademik yang unggul dan berdaya saing.
Pemilihan ini menjadi panggilan bagi para pemimpin yang tidak hanya cakap secara administratif, tetapi juga memiliki visi jauh ke depan—mereka yang mampu menjadikan PNP sebagai pusat keunggulan (center of excellence) pendidikan vokasi di tingkat nasional maupun internasional.
Dengan pemilihan ini, PNP berharap dapat melahirkan pemimpin yang tidak hanya memiliki visi dan misi besar, tetapi juga keberanian untuk mengeksekusi gagasan-gagasan tersebut secara nyata. Pemimpin yang tidak hanya mendengar, tetapi juga bertindak. Pemimpin yang bukan hanya administratif, tetapi juga inspiratif.
Karena masa depan PNP tidak hanya ditentukan oleh kurikulum atau gedung-gedung megah, tetapi oleh manusia yang berada di balik kemudi, yaitu seorang Direktur yang siap membawa kapal besar ini berlayar melintasi tantangan zaman, menuju pelabuhan kejayaan.(*)