Produksi Ikan Budidaya di DIY pada Triwulan Pertama Lampaui Target

6 hours ago 2

Produksi Ikan Budidaya di DIY pada Triwulan Pertama Lampaui Target Ilustrasi budi daya perikanan. - JIBI

Harianjogja.com, JOGJA—Produksi ikan budidaya di wilayah DIY pada triwulan pertama 2025 melampaui target. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY pun terus mendorong peningkatan produksi ikan budidaya, mulai dari pembenihan hingga permodalan.

Kepala DKP DIY, Hery Sulistio Hermawan, menjelaskan produksi perikanan budidaya di DIY menunjukkan tren positif pada triwulan pertama 2025. “Dari target 30.732 ton, terealisasi 30.745 ton. Karena memang kalau budidaya di triwulan pertama itu kan musim hujan, biasanya lebih bagus,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Produksi Ikan Tangkap di DIY Mulai Meningkat

Tren positif juga sudah terjadi sejak 2024 lalu, dimana produksi ikan budidaya juga melampaui target. Dari target 97.468 ton, terealisasi 97.494 ton. Sleman menjadi wilayah dengan produksi terbanyak dengan presentase sebesar 55%, dengan jenis ikan paling banyak lele dan nila. “Sleman mendominasi karena lahan yang bisa dimanfaatkan dan sumber air yang ada,” katanya.

DKP DIY terus mendorong peningkatan produksi ikan budidaya melalui berbagai upaya. Pertama, dari sisi induk ikan, pihaknya menyediakan induk unggul yang bisa didapatkan di Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB).

“Jadi kita melakukan perekayasaan, membuat induk unggul. Harapanya tiga-empat tahun ke depan bisa kita rilis lagi. Dulu ada Nila Merah Nilasa yang dirilis 2012. Sekarang kan sudah lebih dari 10 tahun, performanya sudah mulai menurun, harus segera kita perbaiki lagi. sekarang sedang kita siapkan,” katanya.

Pada indukan lele, DKP DIY mengambil dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Induk dasar tersebut kemudian diperbanyak untuk menjadi induk yang bisa dimanfaatkan oleh masayarakat. “Pemanfaatan induk unggul memberikan dampak nyata pada produksi ikan, tumbuh lebih cepat dan efisien,” ungkapnya.

Lalu dalam pembenihan, DKP DIY juga mencanangkan bimtek pembenihan ikan, yang meliputi bagaimana cara pembenihan ikan yang baik, pemilihan induk yang unggul, pengelolaan induknya, bagaimana proses pemijahan, merawat benih dan sebagainya.

Pakan juga menjadi aspek krusial, karena hampir 50% biaya operasional produksi ikan budidaya berasal dari pakan. Untuk mendukung hal ini, DKP DIY mengarahkan agar pembudidaya memanfaatkan pakan mandiri.

“Tidak 100 persen pakan mandiri, tapi komplemen. Pakan mandiri dibuat masyarakat sendiri dengan bahan baku lokal. Contoh, tepung ikan yang dihasilkan dari limbah pengolahan ikan laut, limbah proses produksi di masyarakat, sehingga biaya bisa ditekan,” paparnya.

DKP DIY juga bekerjasama dengan pabrik pakan agar pembudidaya bisa mendapatkan pakan dengan harga yang lebih miring, membeli dengan cara ambil dulu bayar belakangan, dan sebagainya. “Kita upayakan dengan mitra kita. Sehingga ada jaminan kepastian menggunakan pakan yang berkualitas,” ujarnya.

Pada aspek kesehatan ikan, pihaknya memiliki program vaksinasi dan edukasi ke masayrakat terkait tren penyakit tertentu sesuai kondisi iklim dan cuaca. “Lalu terkait permodalan, kita gandeng pembudidaya dengan mitra perbankan, untuk mengakses KUR [Kredit Usaha Rakyat], Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan [LPMUKP] milik KKP,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news