Ilustrasi. - Harian Jogja/Anisatul Umah
Harianjogja.com, SLEMAN—Seorang penjual soto di Jalan Godean Km. 4,5, Padukuhan Patran, Kalurahan Banyuraden, Gamping, Sleman bernama Triyani mengaku warung miliknya terancam tutup sementara apabila dia tidak mendapat pasokan elpiji 3 kilogram (kg).
Ditemui di warungnya, Triyani mengatakan dia berjualan sejak 2007. Selama kurang lebih 17 tahun berjualan, dia mengaku baru kali ini kesulitan mencari dan membeli elpiji 3 kg. Bahkan, dia sempat membeli elpiji hingga ke Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Dalam sekali masak, dia menghabiskan lima tabung elpiji 3 kg. Biasanya, ada penjual yang tiap hari mengedrop elpiji tersebut.
Namun, sudah sejak hampir sebulan belakangan, dia tidak mendapat dropping elpiji. “Setiap elpiji datang, harga per tabungnya Rp22.000. Kemarin ada juga di daerah Sidomoyo, Godean, per tabung Rp25.000, saya dibantu adik saya yang tinggal di sana. Paling mahal sempat saya temukan Rp30.000 per tabung,” kata Triyani, Minggu.
Triyani mengaku tidak bisa membeli di pangkalan elpiji lantaran ada syarat penggunaan KTP. Sedangkan, dia masih ber-KTP Kabupaten Klaten. “Elpiji ini langka sejak ada larangan penjualan elpiji eceran. Kalau memang tidak dapat elpiji, ya saya terpaksa tutup dulu sementara,” katanya.
Senada, pemilik warung kelontong Waserda di Gamping, Fitria mengaku juga rutin mendapat dropping elpiji 3 kg dari penjual lain. Dia perlu mengeluarkan Rp23.000 per tabung elpiji. Fitria akan menjual dengan harga Rp25.000 per tabung.
Hampir sebulan belakangan, Fitria juga mengalami situasi paceklik elpiji. Di pojok warungnya hanya ada tumpukan tabung elpiji 3 kg kosong. “Sebenarnya ada yang mau jual Rp25.000 per tabung. Tetapi saya tidak berani. Mau jual berapa kan begitu. Saya ambil margin Rp2.000,” kata Fitria.
Disinggung pengirim elpiji tersebut, Fitria mengaku tidak mengetahui pasti. “Biasa diantar, enak kan. Tidak perlu beli di pusatnya,” katanya.
BACA JUGA: Pasokan Mulai Lancar, Harga Gas Melon di Gunungkidul Perlahan Turun
Kepala Bidang Usaha Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman, Kurnia Astuti mendapat informasi dari salah satu agen elpiji di DIY per Sabtu (15/2/2025) bahwa distribusi elpiji 3 kg, khususnya beberapa hari terakhir, terkendala pada antrean pengisian gas cair baik dari Depot LPG maupun Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) ke agen. “Imbasnya ya ke pengiriman agen ke Pangkalan LPG, sehingga harusnya per hari 3-4 loading order [LO], hanya bisa mengambil rata-rata dua LO,” kata dia.
Menurut informasi yang ia terima, pengisian skid tank atau mobil tangki pengangkut LPG di Semarang juga terkendala antrean.
Semua agen mengalami hal yang sama. Bahkan Non Subsidi Penyalur Elpiji (NPSO) atau agen elpiji yang menyalurkan LPG non subsidi dari PT Pertamina juga mengalami keterlambatan pasokan. “Agen juga berharap agar pengisian di SPPBE segera lancar. Soalnya di tingkat Pangkalan sudah menunggu untuk distribusi ke masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News