Tewaskan 14 Penambang, Lokasi Longsor Gunung Kuda di Cirebon Masuk Zona Rawan Gerakan Tanah

1 day ago 12

Tewaskan 14 Penambang, Lokasi Longsor Gunung Kuda di Cirebon Masuk Zona Rawan Gerakan Tanah Suasana proses evakuasi korban longsor di Gunung Kuda Cirebon, Jawa Barat, Jumat (30/5/2025). ANTARA - Fathnur Rohman.

Harianjogja.com, BANDUNG—Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon, Jawa Barat memastikan sebanyak 14 korban tewas akibat longsor di area tambang Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon berhasil dievakuasi oleh tim gabungan.

“Sebanyak 14 orang sudah dievakuasi, teridentifikasi, dan telah diserahkan kepada keluarga masing-masing,” kata Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni dikutip Sabtu, (31/5/2025)

Selain menangani evakuasi, kata dia, polisi juga memeriksa lima orang terkait aktivitas pertambangan di lokasi tersebut, termasuk pemilik tambang, kepala teknik tambang, serta sejumlah pekerja. “Kami juga masih menunggu keterangan dari operator alat berat yang masih dalam pencarian,” ujarnya.

BACA JUGA: Longsor di Gunung Kuda Cirebon Diduga Karena Kesalahan Metode Penambangan

Ia menegaskan penyelidikan terhadap penyebab longsor terus dilakukan, terutama mendalami kemungkinan unsur kelalaian atau kesalahan teknis dalam operasional tambang.

Berikut nama-nama korban meninggal dunia yang berhasil diidentifikasi:

1. Andri (41) asal Desa Padabeunghar, Kabupaten Kuningan, 2. Sukadi (48) asal Desa Buntet, Cirebon, 3. Sanuri (47) asal Desa Semplo, Cirebon, 4. Sukendra asal Desa Girinata, Cirebon, 5. Dedi Hirmawan (45) asal Desa Cimenyan, Bandung, 6. Sarwah (36) asal Kelurahan Kenanga, Cirebon.

Kemudian, 7. Rusjaya (48) asal Desa Beberan, Cirebon, 8. Rino Ahmadi (28) asal Desa Cikalahang, Cirebon, 9. Ikad Budiarso (47) asal Desa Budur, Cirebon, 10. Toni (46) asal Desa Kepuh, Cirebon, 11. Wastoni Hamzah (25) asal Desa Krangkeng, Indramayu, 12. Jamaludin (49) asal Desa Krangkeng, Indramayu, 13. Masih menunggu data asesmen dan 14. Masih menunggu data asesmen.

Rawan Gerakan Tanah

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa lokasi longsor di area Tambang Galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, termasuk dalam zona kerentanan gerakan tanah tinggi.

“Tambang galian C Gunung Kuda terletak pada wilayah yang mempunyai proporsi probabilitas kejadian gerakan tanah lebih besar dari 50 persen dari total populasi kejadian,” kata Kepala Badan Geologi, M. Wafid, dalam keterangan yang diterima di Bandung, Jumat.

Menurut Wafid, zona kerentanan tinggi merupakan daerah yang sering mengalami kejadian gerakan tanah, baik longsoran lama maupun baru. Kondisi ini, lanjut dia, dipengaruhi oleh intensitas curah hujan tinggi serta kemungkinan adanya aktivitas kegempaan di sekitar wilayah tersebut.

“Gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru di lokasi tersebut masih aktif bergerak akibat faktor curah hujan tinggi dan atau gempa bumi,” kata dia.

Ia menambahkan secara umum kemiringan lereng di area tambang Gunung Kuda tergolong cukup berisiko, dengan sudut kemiringan yang curam dan keberadaan lereng buatan yang terbentuk dari bahan timbunan.

Badan Geologi mengingatkan bahwa aktivitas di zona tersebut harus dilakukan dengan kehati-hatian tinggi, serta memperhatikan rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi untuk mencegah terjadinya korban jiwa dan kerusakan lingkungan lebih lanjut.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sebanyak 14 korban tewas akibat longsor yang terjadi di area tambang tersebut telah dievakuasi.

“Korban meninggal dunia berjumlah 14 orang. Dua di antaranya masih dalam proses identifikasi,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Selain korban jiwa, enam orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka dan telah mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Sumber Hurip dan puskesmas terdekat dari lokasi kejadian bencana.

Hasil kajian cepat sementara yang diterima BNPB juga mencatat tiga unit alat berat ekskavator dan enam unit truk pengangkut material tertimbun longsor di area tambang tersebut.

"Pantauan visual di lokasi menunjukkan cuaca cerah, namun tim SAR tetap bersiaga terhadap potensi risiko tambahan," kata Abdul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news