Banjir di Agam Rusak Rumah Warga, Pemkab Butuh 525 Hunian Sementara

2 hours ago 1

Banjir di Agam Rusak Rumah Warga, Pemkab Butuh 525 Hunian Sementara Kondisi rumah warga rusak dampak banjir bandang di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. ANTARA - Yusrizal.

Harianjogja.com, AGAM— Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, membutuhkan sebanyak 525 unit hunian sementara (huntara) bagi korban terdampak bencana hidrometeorologi. Kebutuhan tersebut muncul akibat ratusan rumah warga yang mengalami kerusakan berat dan tidak lagi layak huni.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Rahmat Lasmono mengatakan kebutuhan huntara tersebut berdasarkan hasil pendataan di 16 kecamatan, dengan sebaran terdampak di tujuh kecamatan.

“Dari hasil pendataan, dibutuhkan 525 unit hunian sementara untuk korban banjir bandang, banjir, dan tanah longsor yang tersebar di tujuh kecamatan,” kata Rahmat di Lubuk Basung, Sabtu.

Ia merinci, kebutuhan huntara terbanyak berada di Kecamatan Palembayan dengan total 281 unit. Hunian tersebut tersebar di sejumlah nagari, yakni Salareh Aia 143 unit, Salareh Aia Timur 83 unit, Tigo Koto Silungkang 38 unit, Salareh Aia Barat dua unit, Sipinang tiga unit, Ampek Koto Palembayan 12 unit, dan Baringin satu unit.

Selanjutnya, Kecamatan Ampek Koto membutuhkan 46 unit yang tersebar di Nagari Balingka delapan unit, Koto Tuo dua unit, Sungai Landia 33 unit, dan Koto Panjang tiga unit.

Di Kecamatan Malalak, kebutuhan hunian sementara mencapai 51 unit, masing-masing di Nagari Malalak Timur 47 unit, Malalak Utara dua unit, dan Malalak Barat dua unit.

Sementara Kecamatan Matur membutuhkan 23 unit yang tersebar di Nagari Panta Pauh 16 unit dan Matua Mudiak tujuh unit.

Untuk Kecamatan Palupuh, kebutuhan mencapai 53 unit, yakni di Nagari Pasia Laweh 38 unit dan Pagadih 15 unit.

Kemudian di Kecamatan Tanjung Raya, dibutuhkan 83 unit hunian sementara yang tersebar di Nagari Koto Malintang empat unit, Koto Kaciak satu unit, Duo Koto lima unit, Maninjau 10 unit, Dalko sembilan unit, Sungai Batang 45 unit, Bayua satu unit, dan Tanjung Sani delapan unit.

Adapun Kecamatan Tanjung Mutiara membutuhkan 11 unit hunian sementara yang seluruhnya berada di Nagari Tiku Lima Jorong.

“Sebanyak 525 unit hunian sementara ini diperuntukkan bagi korban yang rumahnya rusak berat atau tidak memungkinkan lagi untuk dihuni,” ujarnya.

Bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Agam tersebut mengakibatkan 192 warga meninggal dunia, sementara tujuh orang masih menjalani perawatan. Selain itu, terdapat 54 warga terdampak atau terisolasi.

Hingga kini, korban yang belum ditemukan tercatat sebanyak 72 orang, masing-masing tersebar di Kecamatan Malalak tiga orang, Tanjung Raya dua orang, Palembayan 66 orang, dan Lubuk Basung satu orang.

Jumlah warga mengungsi mencapai 5.086 orang, tersebar di Kecamatan Palembayan 1.678 orang, Palupuh 128 orang, Tanjung Raya 2.821 orang, Ampek Koto 49 orang, Matur 350 orang, dan Malalak 60 orang.

Selain korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur cukup parah. Tercatat rumah rusak ringan 493 unit, rusak sedang 359 unit, dan rusak berat 806 unit. Selain itu, 11 tempat ibadah terdampak, 69 jembatan rusak, serta 49 ruas jalan mengalami kerusakan.

Kerusakan juga terjadi pada sektor pendidikan dan pertanian, dengan 106 fasilitas pendidikan rusak, 125 jaringan irigasi terdampak, 16 bendungan rusak, 5.025 ekor ternak mati, serta lahan pertanian seluas 1.813,70 hektare mengalami kerusakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news