Atap dapur rumah milik Mujiono warga Kalurahan Sumberrejo, Tempel berukuran 5 X 8 meter roboh di Padukuhan Tanjung, Kabupaten Sleman pada Selasa (21/1/2025). Istimewa - BPBD Sleman
Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mencatat hujan disertai angin kencang pada Selasa (21/1/2025) berdampak kerusakan rumah warga di tujuh kapanewon.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro menyebut sejumlah rumah rusak. Salah satunya, atap dapur rumah milik Mujiono warga Kalurahan Sumberrejo, Tempel berukuran 5 X 8 meter roboh. Di wilayah yang sama, satu pohon jati dengan diameter batang 30 centimeter (cm) menimpa atas rumah warga Kalurahan Margorejo.
"Akibat timpaan pohon tersebut, 100 picis genteng, sepuluh wuwungan rumah dan krepus pecah dan patah," katanya, Rabu (22/1/2025).
Di Kapanewon Turi ada satu pohon melinjo dengan diamater batang 30 cm tumbang dan menimpa rumah bagian depan warga Kalurahan Wonokerto. Kejadian pohon tumbang yang menimpa bangunan juga terjadi di lima kapanewon lain.
Satu pohon diameter 30 cm tumbang dan menutup jalan alternatif penghubung dusun di Padukuhan Semoyo, Kalurahan Tegaltirto, Kapanewon Berbah. Begitupun di Kapanewon Godean sebuah pohon diamater 60 cm tumbang dan menutup akses jalan kampung di Dusun Potrowangsan.
Dua akses jalan lain di Kalurahan Umbulmartani dan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak juga tertutup pohon tumbang jenis petai dan kelapa. Dua kapanewon lain, Prambanan dan Sleman juga terdampak angin kencang hingga menumbangkan pohon.
“Di Prambanan itu pohonnya malah menimpa kanopi kamar rumah. Kalurahannya Sambirejo,” kata Bambang.
Bambang mengaku tidak ada korban jiwa dalam kejadian di tujuh kapanewon tersebut. BPBD juga langsung melakukan asesmen lokasi terdampak hingga distribusi logistik.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan mengatakan semua kapanewon di Bumi Sembada berpotensi terjadi angin kencang baik di perkotaan maupun perbukitan. Atas hal ini, BPBD terus melakukan monitoring lapangan.
Di kawasan perkotaan di mana papan reklame banyak berdiri BPBD pantau. Apabila ada reklame rawan roboh, BPBD akan menghubungi pemilik untuk mengamankan reklame tersebut.
“Kami akan kolaborasi agar bagaimana caranya lalu lintas lancar. Pemilik reklame bertanggung jawab terhadap properti milik mereka sendiri,” kata Makwan.
Disinggung ihwal antisipasi atau pengurangan dampak longsor di kawasan perbatasan seperti di Prambanan dan Gedangsari, Gunungkidul, BPBD Sleman telah bekerja sama dengan BPBD Gunungkidul. Kerja sama ini berfokus pada penanganan dampak bencana alam.
Makwan mengimbau agar masyarakat terus memantau informasi cuaca dari BMKG. Dengan begitu, masyarakat dapat membuat prediksi dan persiapan tertentu ketika beraktivitas.
“Kalau melintas di jalan-jalan ya sebisa mungkin tidak dalam situasi hujan deras berangin disertai petir. Tunda dulu jangan keluar rumah,” katanya.
BPBD Sleman juga telah membuka posko darurat kebencanaan hidrometeorologi di Kapanewon Pakem. Posko gabungan ini terdiri dari unsur BPBD, TNI, Polri, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP. Mereka piket 24 jam dengan sistem shift.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News