Pengamat Sepakbola Minta PSSI Serius Tangani Fanatisme Suporter Setelah Dihukum FIFA

19 hours ago 7

Harianjogja.com, JAKARTA—Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) diminta untuk lebih serius menangani fanatisme suporter tim nasional Indonesia, setelah PSSI terkena sanksi dari FIFA akibat perilaku diskriminatif para penggemar.

Pada Minggu, Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga menjelaskan bahwa PSSI didenda Rp 400 juta dan harus mengurangi 15 persen kursi yang tersedia untuk pertandingan berikutnya, akibat perilaku diskriminatif suporter pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain pada Maret silam.

“Sangat penting bagi PSSI memperhatikan saksi denda dan pengurangan jumlah penonton yang dijatuhkan FIFA belum lama ini. Jangan dianggap remeh, apalagi diabaikan,” kata Pengamat sepak bola, Muhamad Kusnaeni, dikutip dari aplikasi pesan singkat yang diterima pewarta, Minggu.

“Fenomena fanatisme suporter Indonesia sudah menjadi perhatian dunia. Sebagian besar pecinta sepak bola di berbagai belahan dunia kini mengenal sepak bola Indonesia karena fanatisme suporternya,” lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa fanatisme itu berisiko menjadi bumerang jika tidak dikelola dengan baik. Tanda-tanda fanatisme yang mulai kebablasan sebenarnya sudah bisa dideteksi dari aktivitas para suporter di media sosial, di mana sering terjadi aksi dan reaksi berlebihan dalam merespons berbagai isu terkait tim nasional maupun klub.

Untuk langkah nyata, Kusnaeni menilai pentingnya dilakukan edukasi berkelanjutan.

BACA JUGA: PSSI Terkena Sanksi FIFA, Akibat Tindakan Diskriminatif Suporter Saat Menjamu Bahrain di GBK

“Kuatkan dan terus-menerus lakukan edukasi dengan bantuan para pemain maupun figur-figur publik yang punya pengaruh positif,” tambah sosok yang akrab disapa Bung Kus itu.

“Ada sebagian pendukung timnas yang tergolong belum lama menjadi suporter fanatik. Kelompok seperti ini biasanya belum memiliki pemahaman yang cukup tentang cara menyalurkan fanatisme mereka,” ucapnya.

Selain itu, PSSI juga diharapkan lebih banyak berkomunikasi dengan simpul-simpul kelompok suporter. Pendekatan langsung ini dinilai penting untuk membangun hubungan yang lebih erat dan memahami dinamika di dalam komunitas suporter.

Pada akhirnya, Kusnaeni mengingatkan bahwa penggemar fanatik adalah aset penting bagi tim nasional dan sepak bola Indonesia secara keseluruhan. PSSI perlu merawat dan mengelola fanatisme ini agar bisa menjadi kekuatan positif, bukan sebaliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news