Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menyebut perjanjian kerjasama Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA) saat ini memberikan dampak positif pada peningkatan ekspor DIY ke Timur Tengah.
BACA JUGA: Ekspor DIY Naik 11,27 Persen
Kepala Disperindag DIY, Yuna Pancawati mengatakan terjadi peningkatan nilai ekspor sekitar 20% dari sekitar 37 juta dolar AS pada 2023, menjadi 47 juta dolar AS pada 2025. Produk yang diekspor seperti furniture, aneka kerajinan, serta garment.
Dia mengatakan saat ini Disperindag DIY ingin mendorong ekspor dari produk makanan ke Timur Tengah. Sebab ada permintaan seperti keripik atau camilan.
"Sementara untuk gudeg dan salak masih panjang prosesnya untuk bisa memenuhi kriteria," kata Yuna, Selasa (17/6/2025).
Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta, Y. Sri Susilo mengatakan salah satu upaya pemerintah untuk bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi adalah melalui ekspor produk unggulan. Misalnya dengan memberikan insentif sehingga bisa ekspor.
Selain itu melalui kedutaannya di luar negeri juga bisa mencarikan pasar-pasar baru. Menurutnya belum lama ini ada peluang pemerintah bisa melobi Uni Eropa untuk membuka kran penurunan tarif, meski di sisi lain ada ancaman tarif dari AS.
"Untuk produk DIY memang mayoritas masih di AS, khususnya tekstil produk tekstil ya. Tapi beberapa produk seperti teman-teman Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo) ada juga di Eropa," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan selain ekspor upaya lain mendorong pertumbuhan ekonomi adalah melalui kebijakan yang bisa mendorong konsumsi masyarakat, peningkatan investasi, hingga menambah pengeluaran pemerintah.
"Peluang untuk bisa masuk ke pangsa pasar Eropa besar, namun produknya masih terbatas," lanjutnya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News