Harianjogja.com, KULONPROGO—Asesmen standarisasi pendidikan daerah atau disingkat ASPD tingkat SD mulai digelar hari ini di Kabupaten Kulonprogo berlangsung selama tiga hari sejak Senin (19/5/2025) hingga Rabu (21/5/2025).
Isu kebocoran soal yang menerpa ASPD SMP di Kota Jogja beberapa waktu lalu menjadikan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kulonprogo meningkatkan pengawasan dalam distribusi soal.
BACA JUGA: Pelaksanaan Hari Pertama ASPD SD/MI di Bantul Diklaim Lancar
Kepala Bidang Kelembagaan, Kurikulum, dan Peserta Didik PAUD, SD, dan SMP Dikpora Kulonprogo, Taryono mengatakan soal ASPD sifatnya rahasia sehingga tidak ada boleh soal yang bocor. Dia menjamin tidak ada soal ASPD SD Kulonprogo yang ke luar.
"Sudah kami amankan di aplikasinya ASPD, soal dari provinsi langsung kami sampaikan ke rekanan yang mengelola ASPD online dan tidak membawa soal ASPD pulang atau ke dinas," katanya, Senin (19/5/2025).
Langkah dan upaya semacam itu sebagai usaha untuk tidak ada kebocoran soal. Pelaksanaannya secara online di sekolah baik menggunakan komputer ataupun laptop.
Total SD di Kulonprogo baik swasta dan negeri berjumlah 335 dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) 32 dengan total peserta ASPD mencapai 6.157 siswa di tahun ini.
Pelaksanaan ASPD memanfaatkan internet di sekolah masing-masing meskipun kesediaan fasilitas komputer atau laptopnya kurang sehingga menggunakan milik guru.
"Komputer atau laptopnya kurang itu bisa menggunakan tiga sesi kalau alatnya memadai satu sesi sudah selesai," sambung Taryono.
Menurutnya sesi satu pukul 08.00-10.00 saja sedangkan ketika melaksanakan ASPD sampai tiga sesi selesainya pukul 15.00 WIB. Dari data Dikpora Kulonprogo SD yang ASPD tiga sesi hanya di SD Muhammadiyah Mutihan, Wates lantaran siswanya banyak. Ada juga yang dua sesi yang dengan jam pulang pukul 12.00 WIB. "Dijamin tidak ada kebocoran soal baik ASPD SD maupun SMP," tegasnya.
BACA JUGA: Disdikpora Bantul Nilai ASPD Penting
Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kulonprogo, Muhamad Dwi Putranto menambahkan, 32 MI serentak melakoni ASPD semuanya.
Menurutnya, ASPD sekarang di seluruh MI Kulonprogo lebih baik lantaran tidak ada lagi menumpang pelaksanaan ASPD ke MI lainnya. Kondisi tersebut lantaran sekarang bisa di tiap-tiap MI karena bisa didukung dengan laptop dalam pelaksanaan ASPD.
"Secara prinsip tidak terkendala tetapi memang secara ketersediaannya masih kurang sehingga belum bisa terpenuhi secara ideal untuk komputer atau laptop," ungkapnya.
Dwi mengaku, untuk kebutuhan komputer atau laptop untuk ASPD hampir seluruh MI masih tetap membutuhkannya. Sedangkan untuk kebocoran soal menurutnya sudah ada komitmen untuk menjaga agar tidak terjadi seperti ASPD SMP di Kota Jogja beberapa waktu lalu.
Dwi menegaskan, tidak ada upaya untuk melakukan kebocoran karena semua stakeholder sudah komitmen untuk menjaga kerahasiaan. "Kami harapkan koordinasi dengan Dikpora agar komitmen soal ASPD SD tidak bocor," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News