DIY Targetkan Bebas Malaria Juni 2025, Perang Terhadap DBD Terus Digencarkan

7 hours ago 4

DIY Targetkan Bebas Malaria Juni 2025, Perang Terhadap DBD Terus Digencarkan Peluncuran program Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD oleh Enesia Group dan Pemda DIY Senin (19/5/2025) - Istimewa

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY menargetkan wilayahnya bebas malaria sepenuhnya pada Juni 2025. Namun, upaya pemberantasan penyakit berbasis vektor tak berhenti di situ.

Ancaman demam berdarah dengue (DBD) yang terus menghantui mendorong kerja sama lintas sektor untuk mengedukasi puluhan ribu warga.

BACA JUGA: 6 Kasus Malaria Aktif di Kulonprogo, Dinkes Tingkatkan Kewaspadaan

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie, menyatakan masih ada pekerjaan rumah dalam mencapai target bebas malaria, terutama di wilayah perbatasan.

“Kami masih punya pekerjaan rumah di Kulon Progo, terutama yang berbatasan dengan Purworejo. Tapi dengan kolaborasi seperti ini, kami optimistis,” ujarnya, dalam peluncuran program Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD, Senin (19/5/2025).

Sementara per Maret 2025, tercatat lebih dari 1.100 kasus DBD di DIY dengan tingkat kematian sekitar 0,1 persen. Meski terbilang rendah, angka tersebut tetap menjadi peringatan serius. “Nyamuk memang harus diberantas, tapi yang paling penting adalah perilaku bersih dan sehat,” kata Pembajun.

Dinas Kesehatan DIY kini menggandeng Enenis Group dan lebih dari 500 kader Jumantik dalam program edukasi “Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat”. Program ini ditujukan untuk menjangkau lebih dari 50.000 warga melalui edukasi door-to-door yang dimulai 20 Mei hingga 24 Juni 2025 di empat wilayah: Mantrijeron, Umbulharjo, Prambanan, dan Wonosari.

CEO Enenis Group, Aryo Widiwardhono menekankan bahwa pendekatan mereka bukan sekadar kampanye. “Kami ingin hasil yang berdampak dan terukur. Simulasi sebelumnya menunjukkan angka bebas jentik meningkat dari 95% menjadi 99%,” ujarnya.

Kegiatan dilakukan dengan metode door-to-door oleh kader Jumantik: memeriksa jentik, menyampaikan informasi gerakan 3M Plus (menguras, menutup, memanfaatkan limbah), serta membagikan produk edukatif seperti Sovel dan Antis.

"DBD bukan hanya masalah kesehatan. Ini soal keberlangsungan hidup keluarga dan kami yakin bahwa keluarga adalah benteng pertama. Karena itu edukasi ini kami harapkan ke tingkat rumah tangga agar kesadaran terhadap DBD menjadi bagian dari keseharian kita semua," jelasnya. 

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X juga menyoroti tantangan akibat perubahan iklim yang memperparah penyebaran penyakit vektor.

“Tantangan terbesar sebenarnya adalah edukasi perilaku. Ketika masyarakat teredukasi, pencegahan jadi efektif,” kata Sultan.

Ia mendorong kombinasi pendekatan tradisional dan inovatif, yang disesuaikan dengan kondisi geografis serta budaya lokal untuk perang melawan malaria dan DBD di DIY sehingga jadi gerakan kolektif masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news