Jembatan Pandansimo Dioperasikan Pertengahan September 2025

2 hours ago 2

Jembatan Pandansimo Dioperasikan Pertengahan September 2025 Foto udara pembangunan Jembatan Pandansimo di Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (25/6/2025). Jembatan Pandansimo sebagai penghubung Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) antara Kabupaten Kulonprogo dan Bantul sepanjang 1,9 kilometer tersebut rencananya akan diresmikan pada Juli mendatang. Antara - Hendra Nurdiyansyah

Harianjogja.com, JOGJA—Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) DIY memastikan pekerjaan konstruksi Jembatan Pandansimo telah rampung pada Juli 2025. Saat ini Satker PJN hanya menunggu waktu untuk peresmian jembatan tersebut.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satker PJN DIY, Setiawan Wibowo menuturkan persiapan pembukaan Jembatan Pandansimo telah memasuki tahap akhir.

“Rekomendasi audit keselamatan jalan sudah semua ditindak lanjuti,” katanya, Senin (15/9/2025).

BACA JUGA: Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Selasa 16 September 2025

Sebelumnya Direktorat Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum telah melakukan audit keselamatan di jembatan tersebut. Hasilnya direkomendasikan untuk diberikan penambahan rambu-rambu lalu lintas. Pihaknya pun telah menindaklanjuti hasil audit tersebut.

“Kami akan bersurat untuk meminta arahan pimpinan mengenai pembukaan Jembatan Pandansimo,” ujarnya.

Meski begitu, menurutnya jembatan tersebut akan tetap beroperasi pada pertengahan September 2025 meskipun tidak ada peresmian.

"Itu memungkinkan dibuka terlebih dahulu, tidak harus melalui peresmian, tetapi kami juga menunggu arahan," katanya.

Jembatan Pandansimo memiliki panjang hingga 2.300 meter dengan lebar rata-rata 24 meter. Jembatan tersebut dilengkapi dengan oprit, slab on pile, dan jembatan utama.

BACA JUGA: Malaysia Serukan Negara Dunia Akhiri Hubungan dengan Israel

Jembatan Pandansimo dibangun dengan nilai kontrak mencapai Rp863,7 miliar dari APBN dengan masa pelaksanaan mencapai 579 hari.

Jembatan inimenghubungkan Bantul dan Kulonprogo dibangun dengan memanfaatkan teknologi konstruksi modern seperti Corrugated Steel Plate (CSP) yang ringan dan kuat, Lead Rubber Bearing (LRB) untuk peredam gempa, Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall) untuk efisiensi lahan, dan menggunakan mortar busa untuk mengurangi beban struktur. Arsitektur jembatan tersebut juga menggunakan elemen budaya lokal, antara lain menggunakan gunungan dan motif batik nitik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news