Harianjogja.com, SLEMAN -- Ragam cara digunakan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Sleman untuk terus tumbuh dan berkembang. Tak hanya andalkan iuran anggota atau mencari bantuan modal, KDMP di Sleman juga menerapkan sistem kongsi atau titip untuk menjalankan lini usaha.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sleman, Sutiasih menjelaskan di Slemam ada sebanyak 86 KDMP yang telah berbadan hukum. Dari jumlah tersebut semuanya telah melapor ke Microsite yang merupakan sistem digital Kemenkop yang mencatat data dan aktivitas kopdes.
"Sekarang ini sudah terdata melaporkan masuk di database Microsite. Kalau sudah melaporkan data di Microsite itu mereka sudah menyatakan minimal satu gerai sudah siap," terang Sutiasih pada Rabu (17/9/2025).
Mengutip Bisnis.com, semua pergerakan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih melalui Microsite Kemenkop, termasuk pinjaman yang dikucurkan himpunan bank milik negara (Himbara) untuk koperasi. KDMP yang belum tergabung ke dalam Microsite, tidak akan bisa mengakses pengurusan bisnis hingga pembiayaan bank pelat merah.
BACA JUGA: Bupati Bantul Wajibkan ASN Jadi Anggota Kopdes Merah Putih
Semenjak itu KDMP yang sudah beroperasi di Sleman kata Sutiasih punya lini usaha yang beragam. Beberapa di antaranya berbentuk usaha simpan pinjam, sembako, fotokopi hingga obat-obatan.
Saat ini lini usaha yang dijalankan KDMP kebanyakan dari modal iuran anggota. Bantuan modal dari sektor lain seperti pemerintah maupun swasta diharapkan juga bisa membantu pertumbuhan usaha KDMP.
Untuk mengakali modal yang terbatas, KDMP juga menempuh skema kongsi atau titip. Artinya produsen seperti petani, peternak maupun UMKM menitipkan barangnya ke KDMP. Selanjutnya bila produk titipan tadi terjual maka akan keuntungan yang dibagi sesuai dengan besaran yang disepakati.
Kongsi dengan produsen ini bisa berupa produsen barang mentah atau segar seperti sayuran maupun susu sapi, hingga barang jadi seperti olahan makanan dalam kemasan. Beberapa KDMP bermitra dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk menjual hasil pertanian. Di sektor UMKM, makanan olahan dalam kemasan seperti aneka keripik hingga menuman kemasan seperti jus juga bisa dititipkan dalam gerai KDMP.
"Salah satu cara mengatasi kalau tidak ada modal, jadi bisa titip dulu," ujarnya.
Ada pula koperasi yang menggabungkan antara kulakan dengan skema titip. Sebagian barang dibeli dengan modal, sedangkan barang lainnya diperoleh dari titipan para mitra.
"Ada campuran seperti itu [kes dan titip] yang di Sidomulyo, sebagian kes, sebagian ada yang titipan dari Gapoktan di gerainya, kalau laku sebenarnya saling menguntungkan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News