Kenaikan Harga Gabah Belum Berdampak kepada Petani di Kulonprogo

5 hours ago 2

Kenaikan Harga Gabah Belum Berdampak kepada Petani di Kulonprogo Ilustrasi panen kebijakan keniakn harga gabah. - Harian Jogja/David Kurniawan

Harianjogja.com, KULONPROGO–Kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering senilai Rp6.500 per kilogramnya belum berdampak positif ke petani di Kulonprogo. Petani masih menjual gabahnya dibawah standar HPP itu, seperti di Kapanewon Nanggulan yang rata-rata terjual Rp5.900 per kilogramnya.

Sosialisasi kenaikan harga gabah ini sudah dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo yang didasarkan pada Surat Keputusan Badan Pangan Nasional No.2/2025. Namun petani di Nanggulan belum merealisasikan kenaikan penjualan gabahnya karena tengkulak minta dengan harga Rp6.500 mestinya siap diangkut.

BACA JUGA: Resmi! Pemerintah Naikkan Harga Gabah Rp6.000 per Kg dan Jagung Rp5.500 per Kg Berlaku Mulai 2025

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Nanggulan, Sudarmanto menjelaskan pada Senin (20/1/2025) bahwa petani tak sanggup memenuhi permintaan tengkulak yang minta gabahnya siap angkut dengan standar HPP itu. “Karena kalau siap angkut makan petani mesti mengakut dari tengah sawah ke jalan yang butuh tenaga dan biaya tambahan, sehingga dijual dengan rata-rata Rp5.900 sampai Rp6.000 per kilogramnya,” jelasnya.

Sudarmanto menerangkan meski belum mencapai HPP, tapi petani sudah diuntungkan dengan kenaikan harga gabah ini. Sebelum ada kenaikan harga gabah sebesar Rp5.500 sampai Rp5.700 per kilogramnya.

Kini harga jual gabah jadi Rp6.000, jelas Sudarmanto, sudah dirasakan untung bagi petani di wilayahnya. “Sudah senang dengan harga itu karena perhitungan mereka sendiri sudah untung,” terangnya.

Di Kapanewon Nanggulan sendiri perkiraannya dalam sekali masa panen terdapat 11.136 ton gabah kering. Belasan ribu ton gabah itu berasal dari 1.392 hektar lahan padi yang rata-rata memproduksi delapan ton tiap hektarnya.

BACA JUGA: Dinas Pertanian DIY Sebut Harga Gabah di Pasaran Masih Bagus

Belasan ribu ton gabah dari Kapaneown Nanggulan ini, lanjut Sudarmanto, kebanyakan dibeli tengkulak dari luar daerah. “Ada yang dari Klaten, Sragen, Magelang, sampai dari Demak,” ungkapnya.

Bellum terdampaknya kenaikan harga gabah juga dibenarkan pengurus Gabungan Kelompok Tani Ngudi Makmur Kalurahan Ngentakrejo, Kapanewon Lendah, Suparman. Ia menyebut harga gabah masih dibawah Rp6.000. 

Tawar menawar sudah dilakukan petani untuk menaikan harga gabahnya, menurut Suparman, tapi nilai penjualan tetap tidak sesuai ketentuan HPP tersebut. “Kebanyakan kalau petani di sini dijual ke penggilingan, kalau memang kepepet butuh uang untuk bisa tanam padi lagi ya bagaimana kalau tidak menjualnya dengan harga yang ada,” tuturnya.

Kepala DPP Kulonprogo, Drajat Purbandi sendiri sudah mensosialisasikan kebijakan baru tersebut. Ia bahkan mengimbau agar petani tidak menjual gabahnya di bawah standar harga yang ada.

Drajat menyebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bulog agar menyerap gabah petani Kulonprogo dengan harga yang lebih menguntungkan sesuai kenaikan. “Akan kami akomodasi agar kenaikan ini menguntungkan petani,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news