Los Angeles Lautan Api

3 hours ago 3

Sungguh tragis negeri yang bernama Amerika Serikat akhir-akhir ini. Hari ini, 20 Januari 2025, di saat Donald Trump dilantik untuk kedua kalinya sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat, negeri tersebut mengalami megamusibah berupa terbakarnya ribuan rumah mewah di kawasan paling bergengsi di Los Angeles, California, AS—di Pacific Palisades, Malibu, Beverly Hills, dan Bel-Air—yang selama ini membuat dunia seakan takjub akan kemewahannya.

Tak kurang dari Mel Gibson, Steven Spielberg, Antony Hopkins, Angelina Joly, Paris Hilton, Lady Gaga, Billy Cristal, dan banyak lagi tokoh Hollywood harus kehilangan “istana” yang mereka banggakan selama ini. Rumah mewah mereka kini dapat dikatakan rata dengan tanah akibat kebakaran tersebut.

Mungkin bencana tersebut menyisakan pertanyaan di benak saya dan Anda, sidang pembaca terhormat, bagaimana bisa rumah sebanyak itu dapat hancur lebur, nyaris tidak menyisakan dinding reruntuhan bekas rumah yang masih berdiri. Sampai-sampai, Presiden AS terpilih Donald Trump menggambarkan bahwa kondisi di berbagai tempat itu seperti habis dijatuhi bom nuklir.

Dari berita TV maupun video yang dibuat para vlogger, terlihat bahwa rumah dan struktur bangunan lain yang mengalami kebakaran besar di Los Angeles tampak hancur lebur. Hampir tidak menyisakan sedikitpun bangunan tembok yang masih berdiri. Dibuat dari apakah berbagai rumah dan bangunan di kawasan tersebut?

Kondisi iklim di California, termasuk Los Angeles, cenderung kering dengan suhu tinggi dan seringkali disertai angin kencang, membuat bahan bangunan yang mudah terbakar menjadi sangat rentan terhadap api.

Selain itu, banyak rumah di Los Angeles dikelilingi oleh vegetasi tetumbuhan yang mengering, seperti semak belukar dan perdu. Ketika terjadi kebakaran hutan, vegetasi kering ini dapat dengan mudah terbakar dan menyebarkan api ke bangunan.

Di Los Angeles juga terdapat banyak rumah berkonsep denah lantai terbuka, di mana ruang-ruang di dalam rumah saling terhubung. Hal ini memungkinkan api untuk menyebar dengan cepat ke seluruh bagian rumah.

Kebakaran hutan di LA memperburuk krisis perumahan di wilayah tersebut. Kekurangan perumahan di California Selatan yang sudah parah menjadi sangat parah setelah kebakaran hutan di Los Angeles menghancurkan daerah tersebut dan menghancurkan lebih dari 12.000 bangunan.

Bagi kalangan artis atau orang berduit yang mengalami musibah tersebut, kehilangan rumah saat ini mungkin tidak terlalu merisaukan, karena kekayaan mereka yang berlimpah di rekening masih dapat digunakan untuk membeli produk properti berkelas seperti sebelumnya.

Namun, bagi Aurielle Hall, seorang ibu tunggal dari putrinya yang berusia 12 tahun, Jade, seperti dilaporkan The Hollywood Repoter, kehilangan dupleks Altadena miliknya di kawasan terpapar kebakaran di Eaton tersebut merupakan hal yang menyulitkan. Dupleks adalah bangunan yang dapat menampung beberapa keluarga, terdiri dari dua unit hunian yang terhubung satu sama lain, dan memiliki akses masuk terpisah. Biasanya, unit-unit ini bersebelahan satu sama lain seperti halnya rumah-rumah susun (townhouses) ataupun apartemen.

Mereka, dan banyak keluarga lainnya, saat ini mengungsi di perumahan darurat yang disediakan oleh organisasi nirlaba. Namun Hall merasa khawatir bahwa dia tidak akan mampu membeli perumahan baru dengan penghasilannya saat ini.

Kenapa Mudah Terbakar?

Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini, terutama berkaitan dengan bahan bangunan yang umum digunakan di kawasan tersebut. Ternyata, Sebagian besar rumah di Amerika Serikat, termasuk Los Angeles, menggunakan kerangka kayu sebagai struktur utama bangunan. Kayu merupakan bahan yang mudah terbakar dan cepat menyebarkan api.

Banyak pula bangunan rumah menggunakan dinding eksterior yang dilapisi kayu atau bahan yang mudah terbakar, seperti kayu lapis atau papan partikel. Atau, seperti sering kita saksikan di berbagai tayangan televisi maupun film, tidak sedikit rumah di AS yang dinding bagian dalam dibangun dengan konstruksi menggunakan semacam baja ringan, lalu ditutup dengan gypsum pada kedua sisinya. Dengan demikian tercipta rongga di antara kedua lapisan dinding gipsum tersebut, yang kemudian diisi dengan semacam foam yang ketika mengeras bersama gipsum dan rangka baja ringan tadi akan membentuk stuktur dinding tebal yang tebal seperti halnya bila dibuat dari tembok batu-bata.

Atap rumah-rumah di Los Angeles sering dibangun menggunakan bahan yang ringan dan mudah terbakar, seperti aspal atau kayu. Bahan-bahan ini mudah terbakar dan dapat menjadi bahan bakar tambahan bagi api. Adapun faktor lain yang memengaruhi ludesnya sebagian wilayah permukiman mewah maupun biasa di Los Angeles antara lain kecepatan respons pemadam kebakaran dalam memadamkan api. Ini sangat penting karena jika api tidak segera dipadamkan, maka kerusakan yang terjadi akan semakin besar. Selain itu, penggunaan material dekorasi dalam ruangan, seperti karpet, gorden, dan perabotan yang mudah terbakar, juga mempercepat penyebaran api.

Tampaknya tidak banyak rumah di Amerika yang dibuat menggunakan struktur tulangan baja beton dan tembok batu bata seperti di Indonesia.  Struktur bangunan di Amerika Serikat, khususnya di daerah seperti Los Angeles yang rawan kebakaran, memang berbeda dengan yang umum kita temui di Indonesia.

Stuktur bangunan berbahan kayu lebih dominan di Amerika Serikat. Beberapa alasan yang mendasari konstruksi kayu lebih populer di AS dibandingkan dengan beton bertulang atau batu bata adalah kayu merupakan bahan bangunan yang melimpah di Amerika Utara. Hutan-hutan yang luas menyediakan pasokan kayu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konstruksi. Selain itu, teknik konstruksi kayu lebih sederhana dan cepat dibandingkan dengan beton bertulang. Hal ini membuat biaya konstruksi menjadi lebih efisien.

Fleksibilitas Lebih Baik

Secara umum, biaya konstruksi menggunakan kayu lebih murah dibandingkan dengan beton bertulang. Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan juga sudah menjadi tradisi di Amerika Serikat sejak lama dan harus diakui bahwa meski mudah terbakar, kayu memiliki fleksibilitas yang baik sehingga lebih tahan terhadap gempa bumi, yang sering terjadi di beberapa wilayah di Amerika Serikat.

Rumah kayu di AS begitu mudah terbakar saat terjadi kebakaran hutan karena kondisi iklim di banyak wilayah di negeri itu, terutama di California, sangat kering. Kayu yang kering sangat mudah terbakar. Selain itu, banyak rumah di AS, terutama di daerah perdesaan, dikelilingi oleh vegetasi kering seperti semak belukar. Ketika terjadi kebakaran hutan, vegetasi ini dapat dengan mudah menyebarkan api ke rumah-rumah.

Saat terjadi musibah besar pekan lalu itu, angin kencang yang dikenal dengan nama Santa Ana berembus dengan kecepatan hingga 160 km per jam, hal ini dapat mempercepat penyebaran api secara singkat dan nyaris tak terkendali.

Meskipun memiliki kelemahan dalam hal tahan api, telah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keamanan bangunan kayu, antara lain penggunaan bahan tambahan seperti gypsum board dan bahan tahan api lainnya, sehingga dapat meningkatkan ketahanan api bangunan kayu. Namun, desain rumah terkadang kurang mempertimbangkan faktor keselamatan kebakaran, misalnya penggunaan pintu tahan api dan ruang-ruang yang terisolasi.

Faktor lain yang memengaruhi pengunggulan konstruksi berbasis kayu, sehingga ditaati pengembang, adalah kebijakan pemerintah/regulasi yang mengatur penggunaan bahan bangunan dan standar konstruksi untuk meningkatkan keamanan bangunan.

Sebagian besar rumah mewah di kawasan elite seperti di Pacific Palisade dan Malibu terlihat kokoh dan megah, tapi banyak di antaranya juga menggunakan konstruksi kayu dan bahan-bahan yang mudah terbakar. Mengapa demikian? Karena mereka lebih mengedepankan faktor estetika. Penggunaan kayu memberikan tampilan yang hangat, alami, dan mewah pada interior maupun eksterior rumah. Ini sangat sesuai dengan gaya arsitektur yang populer di kawasan tersebut.

Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan sudah menjadi tradisi di Amerika Serikat, termasuk di kawasan pesisir seperti Palisade dan Malibu. Meskipun rumah-rumah mewah ini umumnya memiliki nilai yang sangat tinggi, penggunaan kayu dapat membantu menekan biaya konstruksi secara keseluruhan.

Ribuan rumah mewah itu tetap menggunakan bahan yang mudah terbakar dan/atau berisiko tinggi terhadap kebakaran karena rumah-rumah mewah di kawasan tersebut umumnya dibangun sesuai dengan standar keamanan yang berlaku. Penggunaan bahan tahan api pada bagian-bagian tertentu seperti dinding pembatas, atap, dan sistem sprinkler dapat membantu mengurangi risiko kebakaran.

Pemilik rumah biasanya juga memiliki asuransi yang memadai untuk menanggung risiko kerusakan akibat kebakaran. Penggunaan kayu dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bangunan lainnya seperti beton.

Berdasarkan pemberitaan oleh berbagai media setempat, disebutkan bahwa hampir semua rumah mewah di kawasan tersebut dilengkapi dengan sistem sprinkler otomatis yang dapat memadamkan api pada tahap awal. Sistem kelistrikan, pemanas, dan peralatan lainnya dipelihara secara rutin untuk mencegah terjadinya korsleting atau kerusakan yang dapat memicu kebakaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news